Setahun kemudian, Dori mulai tumbuh besar dan menjadi anak yang baik. Tapi sayangnya ia tak seceria dulu. Dori di sekolah sering di bully teman-temannya, di rumah ia sering dihabisi oleh ayahnya dengan pukulan yang beragam macam. Hingga ia sering dijuluki kucing pembawa sial. Biasanya kucing pembawa sial itu berwarna hitam. Tapi ini, Dori berwarna oranye. Pada suatu hari di kelas Dori, Dori sedang di bully oleh teman-temannya dengan cara disiram air minuman.
"Hahahaha! Dasar kucing sialan. Pergi aja kamu dari sekolah ini!" Ujar seorang anak laki-laki Beruang.
"Iya tuh! Gak pantes disini! Menjijikan!" Ujar seorang anak perempuan, ia adalah Burung.
"Ke-kenapa kalian sangat tega memb-bully ku?" Tanya Dori yang sudah terduduk di lantai akibat kedinginan.
"Tega? Buat apa kami tega dengan orang sepertimu?" Ujar salah seorang lainnya.
Mereka pun tertawa, menertawakan kemalangan Dori. Hingga datanglah seorang anak laki-laki yang berdiri membelakangi Dori.
"Berhenti! Atau aku laporkan ke guru!" Ujar anak laki-laki berambut hitam Serigala.
"Dih? Siapa kamu? Berani baget menghalang kami!" Ujar mereka tak terima.
"Berani lah! Dipikir aku takut sama kalian!?" Jawabnya menantang.
Tak lama terjadi antar konfilk di antara mereka dan anak laki-laki berambut hitam itu melindungi dengan baik hingga mereka benar-benar pergi. Saat mereka pergi anak laki-laki itu membawa Dori ke UKS untuk diobati dan dibersihkan.
"Kamu baik-baik aja kan?" Tanya anak laki-laki itu lembut.