Bagi seorang motivator, aku adalah tangga keberhasilan.
Bagi seorang akademisi, akulah yang tak bernilai, tapi akulah bagian dari yang bernilai, akulah indikator. Dan akulah ukuran.
Bagi masyarakat umum, aku adalah kebiasaan yang mulai dipermaklumkan.
Sekali lagi akulah perspektif, sekarang sebagai apa kau memandangku?
Entahlah, dan terserahlah. Kau bebas menilaiku.
Hanya satu pesan dariku ‘kesalahan’: “mengingkari keberadaanku adalah kebodohan, tapi menyadari keberadaanku dan mengolahnya dengan baik adalah kecerdasan dan kebijaksanaan”
By. zpep
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H