Mohon tunggu...
Politeknik Indonesia
Politeknik Indonesia Mohon Tunggu... -

Polytechnic Education Development Project (PEDP) adalah program pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan Politeknik di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Politeknik Ciptakan Es Krim Sawi Lezat yang Sehat untuk Anak

1 Agustus 2018   09:10 Diperbarui: 1 Agustus 2018   09:24 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencintai dan menyadari besarnya potensi pertanian Indonesia membuat mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije),  Davidy Ali Wafa, kerap menorehkan prestasi di bidang tersebut. Salah  satu proyek temuan mahasiswa semester V jurusan Produksi Pertanian itu,  misalnya, es krim sawi rendah lemak kaya nutrisi.

Bagaimana produk yang unik itu bisa ada? Ide itu bermula dari  pengamatan Davidy bahwa anak-anak pada umumnya tidak suka makan sayur sehingga kurang asupan nutrisi dari sayur. Sebaliknya, es krim adalah  jenis makanan yang digemari anak-anak. 

Davidy pun bersiasat menciptakan  es krim dengan bahan dasar sayur sawi yang sehat dan enak untuk  dikonsumsi anak-anak. Rasanya menyerupai kelezatan alpukat, tak kalah  dari es krim lain.

Tak disangka, Es Krim Pakcoy Scremi-brand yang diciptakan Davidy dan kelompoknya-disambut hangat oleh anak-anak dan remaja yang tinggal di sekitar kampusnya di Jember.

"Kini kami sudah bermitra dengan salah satu SD di daerah  Jember dan para petani sayur sawi lokal untuk memproduksi es krim  tersebut. Saat ini es krim tersedia dalam bentuk cup berukuran kecil dan sedang. Ke depannya, kami ingin mengembangkan ke cup yang lebih besar," ujar Davidy.

dok.pribadi
dok.pribadi
Melalui proyek itu, Davidy pun berhasil menjadi salah satu penerima  hibah Kompetensi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) dari Kementerian  Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).


Pakcoy  Scremi -brand es krim sawi buatan mahasiswa Politeknik Negeri Jember  ini memiliki rasa mirip alpukat, tak kalah lezat dari es krim lain.

Selain itu, prestasi lain yang pernah  didapat Davidy terkait kecintaannya pada bidang pertanian antara lain  menjadi juara pertama gagasan tertulis berjudul "Farming Project: Solusi Meningkatkan Produktivitas Mahasiswa Jurusan Produk Pertanian Guna Mencetak Lulusan Agropreneur".

Gagasan utama dari tulisannya adalah membentuk struktur organisasi  yang menghubungkan mahasiswa, petani, dan komunitas di Jember dalam  hubungan kewirausahaan dimulai dari pengembangan budidaya produk  pertanian, packaging, hingga pemasaran secara mandiri dan menguntungkan.

Belajar sampai China demi pertanian

dok.pribadi
dok.pribadi
Tekadnya untuk berkiprah memajukan sektor pertanian membawa Davidy  lolos seleksi bersama sembilan temannya dari Polije mengikuti program  pertukaran pelajar di China. 

Di sana, ia mengikuti kuliah selama satu  semester di Jiangsu Agri Animal Husbandry Vocational College, jurusan  Landscape Architecture and Horticulture. Harapannya, semua ilmu yang ia  peroleh nantinya dapat berguna untuk membangun desa dengan segala  potensinya yang sudah ada.

"Tahun 2039 nanti, Saya bahkan bercita-cita menjadi  Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi  Indonesia. Doakan saja suatu saat bisa terkabul," ujarnya.

Davidy sadar sepenuhnya bahwa pertanian berpotensi besar mampu  mencukupi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat, walau menurutnya banyak orang yang menganggap pertanian adalah bidang yang inferior dan 'kotor.'  

Ia pun berharap kemajuan teknologi dan pendidikan bisa turut mendorong  potensi pertanian di Indonesia. Es  krim sawi buatan Davidy dan teman-teman sekelompoknya disambut hangat  oleh anak-anak yang tinggal di sekitar Politeknik Negeri Jember.

"Indonesia masih mengimpor bahan pangan  dalam jumlah yang tinggi, ada 29 bahan baku makanan pokok masih diimpor  dari luar negeri. Padahal, banyak sekali teknik-teknik pertanian yang  saya pelajari di Polije seperti kultur jaringan, ilmu pemuliaan tanaman  dan proteksi tanaman. Semua hal ini seharusnya dapat menjadikan sektor  pertanian di Indonesia maju pesat," paparnya.

Sejak kecil, Davidy tumbuh di daerah pertanian di Desa Kluncing,  Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, sehingga ia memahami  teknik-teknik pertanian sederhana di desanya. 

Pengetahuan dasar itu ia  kembangkan dan dengan mantap ia memilih pendidikan vokasi yang  memungkinkannya melakukan lebih banyak praktik dan dapat terjun langsung  ke lapangan.

Pertanian jadi prioritas 

Kiprah Davidy mematahkan persepsi umum bahwa pertanian adalah bidang  tradisional yang semakin ditinggalkan oleh generasi muda. Sebaliknya, keterampilan dan keberanian perempuan muda itu untuk melakukan inovasi,  menjadi inspirasi bagaimana praktik pertanian dapat diremajakan dan membuka gairah generasi muda untuk menekuni profesi ini.

Mengingat pentingnya pertanian sebagai garda ketahanan pangan bangsa, tidak heran sektor ini menjadi salah satu perhatian utama pengembangan pendidikan politeknik di samping manufaktur, infrastruktur, pertambangan dan energi, serta pariwisata.

Kampus Davidy, Polije, termasuk salah satu dari 34 politeknik negeri  dan swasta yang berada di bawah Program Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDP) yang digagas oleh Kemristekdikti dan didukung oleh  Asian Development Bank-yang khusus menggelontorkan dukungan sebesar 75  juta US dollar-dan Pemerintah Canada, demi meningkatkan akses dan  kualitas pendidikan politeknik di Indonesia.

Davidy juga menjadi bukti bahwa sistem dan pendekatan pendidikan  politeknik mendorong para mahasiswanya untuk menguasai  keterampilan-keterampilan abad ke-21.

Mereka diasah untuk memiliki  kemampuan belajar dan melakukan inovasi, menguasai informasi, media dan  teknologi, membekali diri dengan keterampilan hidup, dan menciptakan  kesempatan untuk mengembangkan karir.

Dengan demikian, mahasiswa tak  perlu ragu lagi untuk menempuh pendidikan politeknik dan berprestasi  sesuai bakat serta minatnya.

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun