Mohon tunggu...
Polisman Halawa
Polisman Halawa Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Saya adalah seorang content writer yang berfokus pada pembuatan konten berkualitas , menarik, dan dioptimalkan untuk SEO. Dengan kemampuan riset yang kuat dan gaya penulisan yang adaptif, saya mampu menghasilkan konten yang relevan bagi berbagai audiens, baik untuk blog, artikel, media sosial, maupun kebutuhan pemasaran digital lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kenapa Anak Pilih Games daripada Buku: Apa Penyebabnya?

28 Agustus 2024   11:29 Diperbarui: 30 Agustus 2024   18:59 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lingkungan seperti ini, anak-anak mungkin jarang melihat orang tua, saudara, atau pengasuh mereka membaca buku, majalah, atau materi bacaan lainnya. Tanpa contoh langsung yang menunjukkan betapa berharganya membaca, mereka tidak memiliki gambaran tentang manfaat atau kesenangan yang bisa diperoleh dari aktivitas ini.

Selain itu, jika di rumah atau sekolah mereka tidak tersedia buku-buku yang menarik dan sesuai dengan minat mereka, atau jika mereka tidak diajak untuk mengunjungi perpustakaan dan berpartisipasi dalam kegiatan membaca, motivasi mereka untuk membaca semakin berkurang. 

Anak-anak belajar dengan meniru perilaku orang-orang di sekitar mereka, dan tanpa contoh yang positif, mereka mungkin tidak menganggap membaca sebagai sesuatu yang penting atau menarik. Mereka juga mungkin tidak menyadari bahwa membaca dapat memperkaya imajinasi, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan memperluas wawasan mereka tentang dunia.

Oleh karena itu, tanpa dorongan atau contoh positif dari lingkungan mereka, anak-anak cenderung melihat membaca sebagai aktivitas yang membosankan atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Akibatnya, mereka lebih memilih kegiatan lain yang langsung memenuhi kebutuhan hiburan dan kepuasan mereka, seperti bermain game, yang menawarkan stimulasi dan keterlibatan yang lebih cepat.

5. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya membaca 

Selain motivasi intrinsik, kurangnya pemahaman mengenai manfaat jangka panjang dari membaca juga bisa menjadi faktor penyebab. Anak-anak sering tidak menyadari bahwa membaca dapat mengembangkan keterampilan kognitif, memperkaya kosakata, dan memperluas wawasan mereka. Tanpa pengetahuan ini, mereka mungkin menganggap membaca hanya sebagai tugas sekolah yang membosankan, bukan sebagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan.

Kecenderungan anak-anak yang lebih memilih bermain game dibandingkan membaca buku merupakan hasil dari gabungan berbagai faktor, termasuk daya tarik visual dan interaktivitas game serta pengaruh dari lingkungan sosial mereka. 

Untuk mengatasi masalah ini, orang tua dan pendidik perlu menemukan cara-cara untuk membuat aktivitas membaca lebih menarik bagi anak-anak serta memberikan pemahaman tentang manfaat membaca. 

Dengan pendekatan yang sesuai, anak-anak bisa diajak untuk lebih menghargai dan menikmati kegiatan membaca, sehingga tercipta keseimbangan antara penggunaan teknologi digital dan pengembangan literasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun