12 Filosofi "Kaltara Rumah Kita, YESS!"
Slogan calon Gubernur Kaltara, Dr. Yansen Tipa Padan, M.Si. (selanjutnya disebut: YTP) dan Mayjen (Purn.) Suratno, S.I.P., M.I.Pol., (YESS) "Kaltara Rumah Kita", menjadi visi "Terwujudnya Kalimantan Utara yang Mandiri, Berdaya Saing, Maju, dan Sejahtera". Tentu visi ini bagian dari cita-cita pembentukan provinsi yang mungkin masih jauh dari cita-cita pembentukan Kalimantan Utara.
Ada dua belas (12) filosofi "Kaltara Rumah Kita" hasil interpretasi Paulus M. Tangke terhadap slogan ini, sekaligus mengartikulasikan kerinduan YESS untuk narasi pemahaman masyarakat Kaltara.
Â
1. Owner of Kaltara (Pemilik Kaltara)
Owner dapat diartikan sebagai pemilik. Pemilik berusaha memikirkan cita-cita atau alur kemajuan, kekuatan, keindahan, dan kedamaian rumahnya. Pemilik juga rela berkorban tenaga, waktu, dan dana demi mencapai cita-cita tersebut.
Slogan ini menegaskan bahwa setiap warga Kaltara adalah owner rumah Kaltara. Tak ada yang hanya menumpang. Kita semua adalah owner Kaltara yang memiliki hak dan tanggung jawab. Kita bersama bergandengan tangan untuk menjadikan Kalimantan Utara sebagai provinsi yang kuat, maju, modern, dan damai sejahtera bagi semua. Semangat rela berkorban pikiran, tenaga, dan dana demi mencapai cita-cita bersama harus terpatri di jiwa setiap warga Kaltara.
Program yang dapat dikembangkan:
- Semiloka"Desaku Milikku", "Kelurahan/RT Milikku", "Jalan Milikku", "Sungai Milikku", "Hutan Milikku", dll., demi menjagakebersihan, keindahan, kelestarian, dan peningkatan penyadaran/kerelaan berkorban masyarakat sebagai pemilik Kaltara di setiap desa dan kelurahan/RT.
- Lestari Budayaku, masyarakat Kaltara yang berkebudayaan-memiliki budaya lokal yang perlu dilestarikan menjadi milik bersama.
- Investasi Masyarakat, merupakan program untuk mengajak masyarakat, termasuk perusahaan yang ada di Kaltara melakukan investasi di Kaltara, sehingga hasil yang didapat di Kaltara tidak habis terkirim ke luar Kaltara.
- Kerja sama dengan pemerintah pusat dan pihak swasta untuk pembangunan Kaltara.
- Pembatasan eksploitasi sumber daya alam dan energi demi keberlanjutan hidup generasi berikutnya.
***
2. Kaltara My Palace (Kaltara Istanaku)
Salah satu kecenderungan perilaku manusia yang terdapat pada aktualisasi diri adalah kebutuhan estetika. Kelak, dengan bangga kita bisa bisa menyambut tamu Kaltara dengan berkata"Welcome to Kaltara My Palace". Kaltara "My Palace" menggambarkan provinsi Kalimantan Utara bagaikan istana yang fantastik, indah, yang layak dihuni dan dikunjungi.
Setiap warga Kaltara harus berprinsip bahwa Kaltara sebagai my house is my palace (rumahku adalah istanaku). Tentu saja kita tidak menekankan Kaltara hanya sebagai "house" tetapi juga sebagai "home". Kaltara bukan sekedar property atau struktur bangunan, tetapi juga sebagai home (psikologi) di mana kita tinggal dengan rasa damai, nyaman, bahagia, layak, dan berhak. Home sweet home (Rumahku surgaku). Bersama YESS, kita akan bangga berkata: "Welcome to Kaltara My Palace".
Program yang dapat dikembangkan:
- Desa Wisata, mengembangkan "Revolusi dari Desa/RT" Gerdema, dalam membangun desa/RT yang indah lestari, termasuk kerajinan tangan atau hasta karya bernilai estetis.
- Rafting atau arung jeram, memanfaatkan sungai-sungai yang begitu banyak di Kaltara untuk wisata rafting.
- Pelabuhan Layak dan Indah, membangun pelabuhan-pelabuhan yang layak dan indah di perairan tol sungai Kaltara.
- Membangun "Taman Mini Kaltara Indah", Â sebagai objek wisata yang bisa menjadi tempat kegiatan pendidikan, sosial, budaya, dan keagamaan; Taman hiburan, bermain, kuliner, dan mengenal budaya Kaltara melalui bangunan rumah-rumah adat.
- Membangun "Wisata Unggulan" disetiap kabupaten/kota, yang secara serius harus ditata dan dikelola secara modern, sehingga bisa menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
***
Â
3. Kaltara My Family-Brotherhood (Keluargaku dan Persaudaraan)
Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah "Zoon Politicon" (makhluk sosial). Â Sebagai makhluk sosial, masyarakat Kaltara berhubungan dengan sesamanya untuk memajukan kehidupan yang sejahtera. Naluri kemanusiaan, seperti simpati, empati, solidaritas, setia kawan, saling menolong, cinta kasih, perlu dikembangkan. Naluri yang berkembang akan membawa pengertian, keharmonisan, kerukunan, beretika, bermoral, beradab, dan mengasihi. Begitulah selayaknya zoon politicon keluarga yang terikat persaudaraan.
YTP berkata: "Setiap orang yang ada, dan berada dalam rumah bersama ini, terikat dalam ikatan keluarga yang menghidupi norma, nilai-nilai, adat istiadat, kebiasaan, perilaku, dan tujuan bersama, yakni hidup rukun dan damai untuk mencapai kesempurnaan." Ini suatu kerinduan yang sungguh menegaskan perlunya masyarakat Kaltara bersatu sebagai keluarga yang saling membutuhkan dan saling mengasihi.
Kepelbagaian anggota keluarga adalah suatu kenyataan yang diterima secara kekeluargaan. Aktivitas setiap anggota keluarga juga sangat bervariasi. Terkadang, perbedaan menimbulkan suatu permasalahan. Di sini masalah diselesaikan secara kekeluargaan, secara persaudaraan, bukan secara permusuhan. Rasa peduli antar anggota keluarga yang dilanda badai perlu ditolong agar bisa mengatasi badai yang menerpa. Yasmin Mogahed berkata: "Namun, ini bukan hanya tentang bertahan semata. Aku tak ingin orang hanya berusaha bertahan dalam badai kehidupan mereka. Aku ingin mereka bertahan dan mengangkasa dalam badai kehidupan mereka."
Kaltara My Family-Brotherhood mau menegaskan bahwa masyarakat Kaltara adalah satu keluarga yang terikat persaudaraan. Bagaikan anggota keluarga yang memiliki talenta berbeda-beda, demikian juga masyarakat Kaltara memiliki talenta atau kelebihan masing-masing yang berguna untuk bekerja sama membangun keluarga yang kuat dan sejahtera. Kaltara sebagai rumah kita untuk memberi kesempatan setiap masyarakat mengembangkan dirinya. Ini menjadi suatu hak sekaligus menjadi tanggung jawab dalam hidup bersosial bernafaskan kekeluargaan dan persaudaraan.
Program yang dapat dikembangkan:
- Silaturahmi Persaudaraan Kaltara, untuk membangun komunikasi dan hubungan yang harmonis antar suku, ras, agama, dan antar golongan.
- Family Problem Solving, suatu proses memahami masalah, tantangan, dan solusi yang efektif dalam menyelesaikan masalah perseteruan, masalah pembangunan, dll. Rumah Kaltara kita akan menghadirkan relasi keharmonisan dan menciptakan sumber kehidupan.
- Penyuluhan disetiap Desa/RT tentang "UU Perlindungan Anak dan UU KDRT".
- Pembentukan "Komisi Perlindungan Anak Daerah Kaltara".
- Meningkatkan Program Keluarga Harapan, salah satu program perlindungan sosial yang diterapkan di Indonesia dengan tujuan membantu keluarga miskin untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
- Peningkatan Kompetensi Komparatif dan Kolaboratif Rohaniwan, untuk memahami perbedaaan dari kacamata penganut agama dan untuk bekerja sama dengan orang yang berbeda sebagai keluarga atau saudara.
***
Â
4. Local Wisdom (Kearifan Lokal)
Ada pribahasa nusantara kita berkata: Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Pribahasa ini penuh makna intrinsik, dalam menghargai, menghormati, dan menerima prinsip hidup atau adat istiadat dan budaya masyarakat setempat. Ada ruang kehidupan masyarakat setempat yang perlu diadaptasi (survival adaptation) untuk bisa bertahan hidup bersama. Ada kearifan lokal masyarakat yang perlu proses asimilasi pemikiran, seperti adat budaya, yang perlu dijunjung tinggi.
YTP berkata: "Rumah adalah tempat tinggal kita sebagai manusia yang beradab dan berbudaya. Setiap orang mengidamkan tempat tinggal yang nyaman, aman, damai, mendapat kasih sayang, penuh dengan berkat, dan kelimpahan." Salah satu fungsi rumah adalah tempat untuk mendidik generasi mengenai adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang dianut keluarga. Slogan "Kaltara Rumah Kita" menemui makna yang sebenar-sebenarnya ketika Kaltara dan segala kearifan lokalnya dijunjung tinggi oleh semua masyarakat yang ada di Kaltara.
Program yang dapat dikembangkan:
- Festival Budaya Kaltara, menampilkan makna kearifan lokal melalui seni musik, tarian (seperti Tari Jepen Tidung sarat makna kesetiakawanan), kerajinan tangan, makanan (seperti budaya Meja Panjang Dayak yang sarat makna persaudaraan) dan hal unik lainnya. Festival ini bisa menjadi daya tarik wisatawan jika rutin dilakukan setiap tahun, bisa secara bergiliran di 5 kabupaten/kota yang ada di Kaltara.
- Perlindungan Kearifan Lokal (Local Wisdom) sesuai UU 32 Tahun 2009, seperti perlindungan nilai-nilai luhur, perlindungan lingkungan hidup/ekosistem, dan perlindungan hak mengelola hutan sebagai rumah atau "ibu" di pedalaman.
- Pendidikan Kearifan Lokal di sekolah perlu ditingkatkan.
- Perusahaan menghargai dan memberi kompensasi atas eksploitasi hutan atau alam Kaltara yang masih terikat dengan pandangan hidup masyarakat setempat yang memandang hutan bagaikan ibu dan segala isi hutan bagai air susu ibu yang memberi kehidupan.
- Penataran "survival adaptation" bagi pendatang baru di Rumah Kaltara.
- Pembentukan/penguatan paguyuban adat budaya Kaltara
***
Â
5. True Tolerance (Toleransi Sejati)
Rumah adalah tempat awal membangun toleransi sejati antar anggota keluarga. Toleransi merupakan sikap sabar, murah hati, menghargai dan menghormati antar pribadi dan kelompok. Ada standar moral transenden yang objektif yang diterima secara sukarela. Standar moral toleransi sejati didasarkan pada hati nurani dan sikap hormat terhadap martabat manusia, keyakinan, budaya, dan pandangan hidup lainnya.
Slogan "Kaltara Rumah Kita" mau meletakkan adanya standar moral dari toleransi sejati (True Tolarance). Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan pernyataan yang mengakui realitas Indonesia majemuk (bhineka) namun selalu mencita-citakan terwujudnya kesatuan. Toleransi sejati dalam pengenalan dan perbedaan, bagaikan naik angkutan kota Pete'-pete' Makassar yang duduk berhadapan bukan bagaikan naik pesawat yang duduk semua ke depan sehingga tak bisa saling mengenal. Toleransi sejati menekankan kebersamaan (togetherness), bukan sekedar bersama-sama (together).
YTP berkata: "Perbedaan harus menjadi keindahan sekaligus kekuatan, ...Suku Dayak belum tentu ada di tempat lain, tetapi di tempat di mana suku Dayak berada (Kalimantan), seluruh suku justru ada di sini". Tak dapat disangkal bahwa di Kaltara berbagai suku hadir dengan segala perbedaannya. Secara negatif, potensi konflik horisontal sangat mudah terjadi kalau tidak ada toleransi sejati. YTP mengajak masyarakat Kaltara melihat perbedaan sebagai keindahan dan kekuatan, bukan ancaman konflik. Kita diarahkan menyatakan kekuatan sekalipun ada perbedaan dalam banyak hal demi kemajuan Kaltara sebagai rumah kita. Untuk mencapai kerinduan ini dibutuhkan semangat adaptasi dan toleransi sejati dalam masyarakat multietnik, multikultural, dan multiagama.
Program yang dapat dikembangkan:
- Sekolah Toleransi, untuk memperkuat karaktek toleransi bernilai etika dan moral secara terus menerus sehingga menjadi tradisi sekolah.
- Lokakarya Toleransi, khusus tentang toleransi dan keragaman. Lokakarya ini bisa difokuskan di sekolah-sekolah dan antar pimpinan agama. Â
- Moderasi Beragama, menggambarkan sikap moderat dalam masalah agama.
- Dialog Multiagama, yang bertujuan saling memahami ajaran dan praktek agama masing-masing.
- Pencegahan intoleransi, fundamentalisme, radikalisme, dan terorisme.
- Dialog Harmonis Multietnik, keharmonisan kehidupan multietnik.dialog antar suku budaya yang bertujuan memahami budaya suku-suku yang ada di Kaltara.
- Memperkuat integrasi masyarakat majemuk (plural society).
- ***
6. Visionary Thinking (Berpikir Visioner)
Rumah menjadi tempat berpikir akan visi keluarga. Visi merupakan kemampuan untuk melihat pada inti persoalan dan memiliki pandangan atau wawasan ke depan. Kita membutuhkan pemimpin visioner (Visionary Leader) yang Inovatif dalam menghadapi segala perubahan yang sangat cepat di masa mendatang.Â
Â
Tema utama yang perlu dipikirkan dan dinarasikan menyangkut Visionary Thinking (Berpikir Visioner) masa depan, yakni: (1) Kaltara bertetangga langsung dengan negara lain; (2) Kaltara bertetangga langsung dengan Provinsi Kaltim tempat Ibu Kota Negara (IKN) yang baru; dan (3) Pengembangan pertanian dan perikanan/tambak untuk ketahanan pangan dan ekspor ke negara tetangga.
Â
Di Rumah Kaltara kita perlu memiliki visi masa depan yang jelas dan spesifik. Kaltara harus memanfaatkan tetangga negara lain yang terdekat, seperti Malaysia, Filipina, dan Brunai Darussalam. Pemerintah daerah telah diberi ruang untuk bisa bekerja sama dengan pihak luar negeri. Payung hukum itu adalah Peraturan Pemerintah 28/2018, Peraturan Menteri Luar Negeri 3/2019, dan Permendagri 25/2020. Kerja sama luar negeri bisa dalam hal ekspor dan impor hasil pertanian/perkebunan, peternakan, perikanan/tambak, suvenir, pariwisata, hasil hutan, dll. Peningkatan infrastruktur dan peningkatan ekonomi pasti akan membawa kesejahteraan bagi warga di rumah Kaltara.
Demikian juga, peluang bertetangga dengan IKN Kaltim. Peluang meningkatkan pelaku usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) di Kaltara, khususnya di bidang perikanan/tambak dan pertanian. Tentu, UMKM Kaltara harus meningkatkan produk yang kompetitif dan sumber daya manusia (SDM), sehingga lebih berkapasitas, berkualitas dan memiliki daya saing.
Negara tetangga dan IKN membutuhkan hasil pertanian dan perikanan/tambak. Kaltara diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi berlimpah untuk diekspor. Ini perlu perhatian serius untuk mengembangkan pertanian dan perikanan/tambak di Kaltara.
Program yang dapat dikembangkan:
- Kaltara goes Internasional, kerjasama ekspor dan impor, membangun industri pertanian/perkebunan, industri perikanan/pertambakan, industri pertambangan, industri kayu/kehutanan dan membentuk Sister City/Province dengan Malaysia, Filipina, atau Brunai. Sudah ada beberapa provinsi yang membangun Sister City, Kaltara seharusnya juga sudah memiliki Sister City.
- Mendirikan Perusda Pertanian Kaltara, tujuan petani sejahtera & kedaulatan pangan Kaltara terpenuhi, penyediaan bibit, pupuk, pemasaran, dan alat yang murah/disubsidi pemda, serta pelatihan para petani muda, pengembangan SDM petani.
- Mendirikan Perusda Perikanan/Tambak, tujuan meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petambak, kemudahan mengekspor hasil pertanian, kemudahan mendapatkan fasilitas yang diperlukan dan wadah pengembangan SDM.
- Promosi Kaltara dan Mengundang Investor dari negara lain untuk berinvestasi di Kaltara.
- Membuka Travel Bubble/Internasional Kaltara-Tawau, Kaltara-Filipina, Kaltara-Brunai, Kaltara-IKN, dll.
- Memperjuangkan adanya Kawasan Ekonomi Khusus Internasional Kaltara (seperti di Batam).
- Tol Sungai/Laut ke arah IKN dan Tol Darat ke arah IKN
- Peningkatan kualitas SDM petani, peternak, perikanan/tambak.
***
7. To Learn (Tempat Belajar)
Rumah adalah tempat awal kita belajar bicara, berjalan, mengenal angka dan huruf, mengetahui peraturan, membina budaya dan agama keluarga, belajar mandiri, belajar hak dan tanggung jawab, dll. Kita mendapatkan pengetahuan dan kemampuan di rumah.
Kaltara rumah kita untuk belajar mandiri. Belajar di sini dalam makna "learn" bukan hanya "study". Belajar (learn) di rumah kita untuk mendapatkan pengetahuan dan menjadi terampil. Aktivitas yang memampukan menjalani tugas kehidupan. YTP sangat memperhatikan dunia pendidikan dan memahami makna belajar di Kaltara rumah kita. Hal ini pernah dilakukan di Malinau di mana ada ratusan dokter, S2, S3, beasiswa penuh dari Pemda. Ada kesadaran bahwa kita di Kaltara masih tertinggal jauh dari saudara-saudara kita di Jawa.
Program yang dapat dikembangkan:
- Internet gratis di SMA/SMK, Perguruan Tinggi, dan kawasan publik, tentu kerjasama dengan lembaga yang bersangkutan.
- Balai Latihan Kerja, bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan agar bisa langsung diserap untuk bekerja.
- Beasiswa pendidikan untuk meningkatkan SDM Kaltara.
- Study tour rohaniwan ke tempat bersejarah, meningkatkan pengetahuan rohaniwan secara langsung di tempat-tempat sejarah yang termuat dalam kitab suci.
- Local Leader Forum, untuk membahas kinerja birokrasi ASN dalam melayani masyarakat dan peluang investasi yang perlu dikembangkan di Kaltara.
- Penguatan paradigma pendidikan multikultural di Kaltara, untuk memampukan kita menjalankan tugas hidup manusia yang saling bekerjasama, sehingga mampu hidup dan mengembangkan kehidupan yang bermakna di Kaltara.
- Pembangunan atau Peningkatan kualitas Perguruan Tinggi Kaltara bertaraf internasional.
- Learning to Live Togather, belajar hidup bersama dalam menghargai perbedaan dan menerima kehadiran orang lain di tengah kehidupan kita.
- Membangun Asrama Mahasiswa Kaltara, misalnya asrama di sekitar kampus Borneo Tarakan, dan di kota-kota lain tempat putra-putri Kaltara kuliah.
***
8. To Build (Membangun)
Rumah tidak berdiri dengan sendirinya. Rumah perlu dibangun, ruang tamu, ruang keluarga, beberapa kamar tidur, toilet, dapur, ruang belajar, dll. Rumah yang layak huni adalah rumah yang dibangun dengan baik, memenuhi kebutuhan keamanan fisik, emosional/psikologis penghuninya.
YTP berkata: "... Karena yang perlu dibangun itu adalah masyarakat, bukan wilayahnya. Jadi yang dibangun itu adalah masyarakat Kaltara (Kalimantan Utara), artinya pembangunan itu untuk rakyat. Sekali lagi untuk rakyat, bukan manusia untuk pembangunan, karena yang ingin kita bangun itu adalah manusianya."
Kaltara rumah kita berarti mengajak kita masyarakat Kaltara untuk membangun rumah bersama yang layak huni. Pembangunan utama untuk Kaltara, menurut YTP, adalah sektor Perikanan, Perkebunan dan Pertanian sebagai tiga sektor utama. Ketiga sektor ini dianggap langsung menyentuh ekonomi rakyat. Selain itu, pembangunan Kaltara menyangkut kualitas SDM, Pariwisata, dan sektor lainnya perlu terus ditingkatkan agar Kaltara rumah kita kuat dan membawa kesejahteraan bagi penghuninya.
Pendekatan Appreciative Inquiry (AI) perlu dilakukan untuk membawa perubahan yang diperlukan. Pendekatan secara menghargai, menghormati, dan menggali potensi yang baik mutlak dilakukan agar harkat dan martabat manusia tidak hancur atas nama eksplorasi pembangunan. Pembangunan berorientasi kepada apa yang baik, positif, menarik, dan memajukan dalam masyarakat.
Program yang dapat dikembangkan:
- Peningkatan SPN Polda Kaltara, demi meningkatkan kesempatan putra-putri Kaltara mengabdi sebagai polisi.
- Promosi dan Peningkatan Kualitas Garam gunung Krayan. Sekitar 33 mata air asin di dataran tinggi Krayan yang bisa dikelola secara modern demi meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus bisa menjadi ciri khas Kaltara.
- 100 Juta Dana RT/Desa untuk pembangunan infrastruktur lingkungan RT/Desa.
- Gerakan Desa/Kota Membangun (Gerdekoma).
- Transportasi Tol Sungai, untuk menjangkau desa-desa terpencil demi meningkatkan ekonomi pedesaan dan Tol Sungai penghubung antar kabupaten/kota di Kaltara.
- Transportasi darat untuk menjangkau daerah pertanian/perkebunan, dan desa terpencil demi meningkatkan kualitas perekonomian.
Ekowisata Desa Long Jalan.
Revitalisasi BUMD, untuk mengembangkan dan memajukan usaha daerah.
- SPBU khusus Nelayan dan Tambak di pelabuhan khusus nelayan/perikanan.
- Peningkatan kualitas Rumah Sakit Daerah bertaraf internasional.
- Peningkatan Perguruan Tinggi Kaltara bertaraf internasional.
- Â
***
Â
9. My Identity (Identitasku)
Masyarakat Toraja memiliki rumah bersama yang disebut Tongkonan. Tanggung jawab membangun dan memelihara Tongkonan adalah kewajiban sukacita bagi semua rumpun keluarga dari Tongkonan. Rumah Tongkonan kaya akan seni ukiran-ukiran yang memiliki makna sosial. Tongkonan menjadi simbol status sosial atau jati diri yang membanggakan bagi semua keluarga dari Tongkonan tersebut. Rumah Tongkonan menjadi identitas yang membanggakan dan sarat makna sosialnya.
Kaltara rumah kita mengandung nilai identitas diri masyarakat Kaltara. Identitas diri (self identity) berperan penting dalam kehidupan individu memahami dirinya, berinteraksi dengan orang lain, dan menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih percaya diri. Untuk itu ciri khas yang menjadi identitas positif Kaltara perlu digali, dikembangkan, dan dipromosikan.
Kita memiliki banyak nilai khas Kaltara yang bisa menjadi identitas yang membanggakan. Dari segi minuman, kita memiliki Kopi Paguntaka khas Tidung Dayak, ada kopi Do Ko yang menjadi trademark kopi Malinau. Dari segi kesenian, kita memiliki Tari Jepen, ada batik Malinau, pakaian adat Ta'a perempuan dan pakaian adat Sapei Sapaq untuk pria. Ada senjata tradisional, rumah adat Baloy, Lamin, dan Rumah Panjang. Dari segi kuliner, ada makanan khas Kaltara, seperti makanan Lawa, Nasi Subut, Kepiting Soka. Kita juga memiliki ole-ole khas Kaltara, seperti Ikan Asin Tipis Pepija, Amplang Bandeng, Amplang Kepiting, Garam Gunung, dan lain-lain. Dari segi industri, kita memiliki industri kayu lapis (plywood), gas alam, pertambangan, dan pabrik kertas yang sedang dibangun.
Â
Program yang dapat dikembangkan:
- Mini Kaltara Exhibition, menampilkan kuliner, kesenian, ole-ole khas Kaltara setiap tahun secara bergiliran di kabupaten/kota di Kaltara dan promosi di Sulawesi dan Jawa, untuk membuka kerjasama perdagangan.
- Rumah Produksi ole-ole ikan tipis, amplang, kopi, garam gunung, udang, dan lainnya.
- Festival Padaw Tuju Dulung & Lomba Sumpit
- Peningkatan Gas alam, Pertambangan, Pabrik Kertas dan Plywood/Kayu Lapis yang ramah lingkungan.
- Pendidikan Khas Kaltara, mengenal dan menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap Kaltara sebagai identitas siswa/mahasiswa.
(Bersambung...)
Dua belas (12) filosofi "Kaltara Rumah Kita, YESS!" kiranya menjadi narasi kampanye yang menggugah dan menyentuh hati setiap warga Kaltara, termasuk pemilih pemula yang rindu masa depan yang lebih baik, untuk memilih YESS. Mari wujudkan filosofi "Kaltara Rumah Kita" demi kemajuan kita bersama generasi pelanjut Kaltara.Â
Â
Salam Y3SS 3 JariÂ
PM Tangke
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H