Mohon tunggu...
La Ode Saiful Hendra
La Ode Saiful Hendra Mohon Tunggu... Wiraswasta - PITUTUR

Menulis ESAI

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilkada Taliabu 2024, Mari Ciptakan Kampanye Berkeadaban

7 Oktober 2024   23:30 Diperbarui: 8 Oktober 2024   05:08 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Memasuki tahap menentukan. Masa kampanye yang memberi ruang komunikasi lebih intensif dan masif bagi semua kontestan pilkada, dalam hal ini Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Puluau Taliabu 2024.

Inti dari seluruh rangkaian kegiatan kampanye adalah komunikasi persuasif, untuk meyakinkan pemilih diragam segmen, bahwa kandidat layak dipilih. Tentu, kampanye pilkada Taliabu harus naik kelas! Bukan semata mendapatkan suara dengan segala cara, melainkan harus menghadirkan kampanye berkeadaban. 

Metode berkeadaban adalah kampanye yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya, keadilan sosial, kebaikan bersama, menghadirkan ketenteraman dan menghargai kemajemukan.

Kampanye pilkada selalu dibatasi waktunya. Michael Pfau dan Roxanne Parrot menulis di bukunya, Persuasive Communication Campaigns (1993) yang diterjemahkan sebagai model kampanye persuasif, kampanye adalah proses yang dirancang secara sadar, bertahap, dan berkelanjutan dan dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan memengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.

Metode berkeadaban adalah kampanye yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya, keadilan sosial, kebaikan bersama, menghadirkan ketenteraman dan menghargai kemajemukan. Rentang panjang masa kampanye tak jadi jaminan bagusnya kualitas kampanye. 

Terbukti dari ragam persoalan yang mengemuka, terutama menguatnya provokasi yang meneguhkan polarisasi di tengah masyarakat. Hoaks dan ujaran kebencian yang deras mengalir di media sosial, kanal-kanal komunikasi warga, dan ragam bingkai pemberitaan.

Isi media massa tak semuanya sejalan dengan norma-norma pemilu berintegritas. Kampanye miskin gagasan dan sepi dari dialektika rasional hampir selalu jadi ciri kampanye pemilu kita. Dari sisi metode, kampanye Pilkada 2024 tak banyak berubah. 

Dari pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye ke umum, pemasangan alat peraga kampanye di tempat umum, iklan di media, rapat umum, debat pasangan calon bupati dan wakil bupati, medsos, kegiatan lain yang tak melanggar larangan kampanye, dan ketentuan aturan perundang-undangan.

Kegiatan lain yang tak melanggar larangan dan ketentuan perundang-undangan itu diperjelas lagi di Pasal 55 Ayat 2 PKPU No 15/2023, yakni kegiatan deklarasi atau konvensi, pentas seni, olahraga, bazar, perlombaan, dan/atau bakti sosial. 

Jika melihat beragam metode yang dibolehkan untuk dipakai selama masa kampanye, seharusnya banyak aktivitas kampanye bermanfaat yang bisa menaikkan level demokrasi Pulau Taliabu yang berkeadaban.

Hal terpenting dalam kampanye tentu meyakinkan pemilih. Kampanye sebagai aktivitas persuasi akan dimulai dengan menarik perhatian pemilih, merangsang ketertarikan (interest), lantas memantik hasrat (desire) untuk meyakinkan pemilih (conviction) agar bertindak (action) datang dan memilih di TPS di hari-H.

Dalam tulisan Richard Perloff, tentang komunikasi persuasif merupakan proses simbolis, yakni komunikator berusaha meyakinkan orang lain untuk mengubah sikap atau perilaku mereka mengenai masalah tertentu melalui transmisi pesan, dalam suasana pihak yang dipersuasi memiliki pilihan bebas. 

Dengan demikian, ciri dari komunikasi persuasif adalah tersedianya pilihan bebas dan ruang kesukarelaan yang dibangun di antara mereka yang berkampanye dengan calon pemilihnya, bukan karena intimidasi, apalagi berdasarkan tekanan kuasa ekonomi dan politik dari hulu ke hilir yang menyebabkan hilangnya pilihan akibat penyeragaman ataupun mobilisasi.

Penanda lain komunikasi persuasif ialah argumentasi. Narasi, data, dan ajakan merupakan ekspresi simbolis yang diarahkan untuk memengaruhi khalayak sasaran dengan tujuan membentuk (shaping), memperkuat (reinforcing), atau mengubah (changing) pemilih.

Pencitraan politik yang dikemas dengan beragam cara harus diposisikan sebagai bagian dari pemasaran politik, bukan propaganda. Ini dipandang bahwa pemasaran politik merupakan upaya memengaruhi perilaku massa (mass behavior) di situasi kompetitif. 

Para kandidat mencari "tempat" dalam persepsi khalayak dan menggerakkan perubahan perilaku memilih dilapis sosiologis, psikologis, ataupun rasional. Targetnya, mendapatkan hasil suara sebanyak-banyaknya di tempat pemungutan suara.

Memasarkan diri ditengah situasi kompetitif tentu bukan hal mudah. Perlu kecermatan dan ketepatan dalam membangun branding, menentukan segmen pemilih dengan peta zonasi yang tepat, serta pemosisian diri yang berbeda dan punya keunikan nilai jual di tengah eksistensi para kandidat yang bertarung di pilkada Taliabu. 

Para kandidat mencari 'tempat' dalam persepsi khalayak dan menggerakkan perubahan perilaku memilih dilapis sosiologis, psikologis, ataupun rasional.

Kampanye Pilkada Taliabu Harus Naik Kelas

Sudah seharusnya kampanye Pilkada Taliabu 2024 bisa naik kelas! Kampanye berkeadaban yang bisa menguatkan kualitas demokrasi elektoral kita.

Pertama, kampanye harus terhindar dari segala jenis penyalahgunaan kekuasaan, seperti penggunaan aparat Polri, TNI, ataupun ASN dan fasilitas milik negara secara sewenang-wenang, baik terbuka maupun sembunyi-sembunyi, oleh peserta kampanye atau tim suksesnya.

Kedua, kampanye berkeadaban harus berbasis program dan membuka kesempatan terjadinya dialektika di tengah masyarakat. Banyak narasi kampanye yang bisa membuat kita naik kelas.

Misal, bagaimana pemecahan masalah dari pengembangan sektor di bidang perekonomi, program penguatan politik dan posisi strategis pulau taliabu dimata local maluku utara dan nasional ke depan, isu energi terbarukan, industri kreatif, program pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial. Kampanye tak terjebak hanya pada gimik.

Kampanye Pilkada Taliabu 2024 tak ada petahana. Semua pasangan memiliki kesempatan sama untuk membangun narasi dan memenangi kontestasi. Agar semua komponen masyarakat merasakan dan bisa memverifikasi calon pemimpinnya, jangan alergi untuk diajak berdiskusi, berdebat, dan menghadirkan dialektika. Masa kampanye sangat singkat, tentu akan bermanfaat untuk meyakinkan pemilih yang belum menentukan pilihan, yang masih bimbang, atau belum mantap dengan pilihannya.

Ketiga, kampanye berkeadaban menghadirkan sistem demokratis dan etos demokratis di masa kampanye. Sistem demokratis meliputi hukum dan aturan turunannya yang mengatur aktivitas kampanye, tata kelola kampanye oleh penyelenggara pemilu, dan proses pengambilan keputusan publik secara imparsial dan setara untuk semua kontestan.

 Sementara itu, etos demokratis adalah formasi nilai-nilai demokratis di masyarakat, seperti nilai keberagaman, kejujuran, antipolitik uang, menghargai perbedaan pandangan, yang tentunya dibutuhkan untuk menjaga daya tahan demokrasi Taliabu dimasa depan.

Keempat, masa kampanye berkeadaban harus menguatkan literasi politik dan inokulasi komunikasi. Istilah inokulasi dikenalkan William J McGuire dalam Teori inkulisi, sebagaimana dikutip dalam buku Pfau, The Inoculation Model of Resistance to Influence (1997), analoginya seperti menyuntikkan vaksin kekebalan mental untuk menguatkan"imunitas" pada nalar warga yang setiap hari diterpa keberlimpahan informasi.

Jangan menjerumuskan pemilih dengan narasi dan gimik kampanye yang tak bertanggung jawab. Jangan pula menipu warga dengan kebohongan publik yang disebarkan secara masif. Terlebih kini tersedia banyak fasilitas, seperti mahadata, propaganda komputasional, dan rekayasa algoritma, yang bisa menghadirkan pembenaran, bukan kebenaran. 

Kampanye harus menguatkan rasio yang berpihak pada keadaban dan kepentingan emansipatoris. Dengan demikan sekat-sekat politik akan hilang dengan sendirinya dan Kesehatan Demokrasi Taliabu pada setiap momentum akan perlahan membaik.

Akhir dari penulis adalah mari hadirkan nuansa kampanye yang riang gembira dan tidak melahirkan sekat-sekat politik pada hubungan social masyarakat pulau taliabu pasaka gelaran pilkda 2024. Nuansa keadaban harus terus dijaga demi kemajuan demokrasi negeri Nemung Sia Sia Dufu ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun