Aku terdiam. BAhkan tak berani menatapnya.
        "Hei.."
Aku tersenyum masam. Bagaimana ini? Nervous. Kami duduk berhadapan di teras rumahnya ditemani malam yang makin merayap. Sementara di dalam masih ramai keluarga yang beres-beres seusai pengajian.
        "Ada yang mau saya katakan."
Aku makin menunduk. Tak tahu harus bicara apa.
        "Saya mencari kamu keujung dunia. Tak bisa menemukan. Sampai Regi menelpon saya sebulan yang lalu. Maaf, saya baru mengatakannya sekarang."
Aku terhenyak. Regi? Bagaimana ini? Kenapa dia mencariku?
        "Maaf, kenapa kamu mencari saya?"
Dia tersenyum. Senyum misterius yang akhirnya terungkap malam ini.
        "Kamu yakin nggak kehilangan sesuatu?"
Aku mengernyitkan dahi. Kehilangan? Aku mengutuki diriku sendiri. Apa yang dia temukan?