2) Persaingan semakin ketat. Jika kita tidak selalu meng-upgrade diri, maka kita akan disusul dan ditelikung kompetitor. Pengembangan diri secara teknis agar permainan makin berkualitas dan mengobarkan "semangat juang' mutlak harus dilakukan.
Siapa sangka Newcastle di bawah owner baru dari Arab Saudi, secara cepat mampu menjadi pesaing juara. Berpuas diri dan merasa hebat (takabur) akan membunuh secara perlahan.
Mengamati kemajuan lawan itu perlu dilakukan. Seperti pendapat Sun Tzu "Orang yang mengenal diri dan mengenal lawan akan menang dalam setiap pertempuran".
3) Pentingnya Kepemimpinan.  Pelatih harus mampu membangkitkan yang terbaik dari para pemainnya. Perlunya mendidik pemain menjadi "jendral lapangan", yang kini tidak tampak di Liverpool. Menciptakan kaderisasi yang  mampu menggantikannya.
Tidak mengulangi kesalahan MU yang terpuruk sepeninggalan Sir Alex Fergusson yang justru memilih "orang luar" (David Moyes dari klub medioker rival sekota Liverpool : Everton).
Patut mencontoh jejak Pep Guordiola yang mampu mencetak asisten pelatihnya menjadi pelatih hebat yang kini justru menandinginya.
"Jika kita kalah, kita belajar". Sebagai pecandu bola, khususnya fans Liverpool, mari kita jadikan "Derita" Liverpool pada musim ini sebagai pelajaran berharga agar hidup kita lebih maju.
"You Never Walk Alone"
*Pandji Kiansantang, Jakarta, 30 Januari 2023 jam 3 dini hari
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI