Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajaran Sejarah yang Un-faedah?

19 September 2020   03:48 Diperbarui: 19 September 2020   07:40 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PASANG SURUT PELAJARAN SEJARAH

Pelajaran Sejarah pada masa Orde Baru mencapai "puncak keemasannya". Bahkan dulu ada PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Pak Harto menjadikan Sejarah sebagai sarana memperkuat legitimasi kekuasaan militer. Dulu Orde Baru yang antikomunis men-delegitimasi "Orde Lama" (rezim Demokrasi Terpimpin Bung Karno yang dianggap prokomunis) di antaranya melalui "Politik Sejarah". 

20200919-073649-5f6552f2d541df7e9f356f52.jpg
20200919-073649-5f6552f2d541df7e9f356f52.jpg
Pemerintahan era Reformasi gantian men-delegitimasi Orde Baru, di antaranya dengan menanggalkan glorifikasi sejarah militer. Pemerintahan sekarang yang didominasi PDIP - yang merupakan "anak ideologis" Bung Karno - juga punya kecenderungan tersendiri dalam memandang sejarah bangsa.

 Jika dulu di masa Orde Baru, pelajaran sejarah dianggap pelajaran penting bagi pembentukan mental bangsa (character building), secara bertahap makin berkurang arti pentingnya. Terus "terdegradasi" bahkan pada suatu titik, bisa dianggap "tidak relevan" lagi bagi pengajaran generasi milenial... 

Memang jika pelajaran sejarah masih "bermental dinosaurus" dengan tidak mau berubah menyesuaikan diri (adaptasi) dengan perkembangan zaman, maka tidak dapat disalahkan jika masih ada yang menginginkan agar dipetieskan dan dimasukkan ke dalam "museum" saja... sehingga beberapa tahun lagi, ada orangtua yang sedang meninabobokkan balitanya dengan mengisahkan "Once upon a time there was History lesson in school..." 

*Pandji Kiansantang, 19 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun