2) Tidak ada "link and match" dengan dunia kerja. Pertanyaan di benak siswa yang sulit dijawab adalah : "Apa manfaat pelajaran sejarah ini kalau saya sufah lulus sekolah?"... "Apa nilai 9 pada pelajaran sejarah bisa membuat saya diterima kerja di toko atau pabrik?".Â
Tidak adanya korelasi langsung pelajaran dengan dunia kerja... jadi ada "gap" (kesenjangan) atau "missing link" (mata rantai yang putus) antara masa lalu yang diajarkan sejarah dengan masa depan dalam kehidupan siswa.Â
3). Faktor politis rezim pemerintah. "Sejarah ditulis oleh para pemenang"... Sindiran "History" menjadi "His-story" yang dimanfaatkan untuk kepentingan penguasa.Â
"Politik Sejarah" : penekanan pada masa lalu yang mendukung legitimasi penguasa, diglorifikasi. Sebaliknya peristiwa-peristiwa sejarah yang dianggap bertentangan dengan garis politik penguasa, diredam, kalau bisa dihapuskan dari memori kolektif bangsa.Â
Semua ini akibat pelajaran sekarah terlalu fokus  sejarah politik, padahal begitu banyak aspek sejarah lain yang "netral" (ekonomi, sosial, budaya, dll).
 Selama ke-3 kritik tersebut di atas belum dapat dicari jalan keluarnya, maka tidak heran jika pelajaran sejarah dianggap sebagai BUKAN hal yang "dibutuhkan" oleh siswa milenial ... Istilah sarkas-nya "the unnecessary evil". Fenomena ini kalau ditulis menjadi buku, mungkin judul yang cocok adalah "History is Dead!" (Sejarah sudah Mati!)...Â
DINOSAURUS YANG BERNAMA "PELAJARAN SEJARAH"Â
Dunia berubah... masyarakatpun berubah... apalagi di masa pandemi ini ungkapan "Change or Die" (Berubah atau Binasa!) semakin membuktikan kebenarannya. Semua hal harus mau dan mampu BERUBAH jika tidak ingin dilibas perubahan zaman...Â
Survival of the fittest"... yang dapat bertahan hidup adalah yang paling dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Terkait dengan konteks ini ada pertanyaan "Lebih hebat mana : Dinosaurus atau Kecoak?" Membayangkan keperkasaan T-Rex di film Jurassic Park, tentu  saja dengan cepat bilang : "Tentu saja Dinosaurus... masa' dibandingin dengan kecoak, serangga kecil yang menjijikan itu?".Â
Pelajaran dari perbandingan di atas adalah seperkasa apapun, kita harus mau berubah jika tidak ingin dilibas perubahan zaman.Â