Saat ini, teknologi berperan sebagai alat yang kuat dalam mendukung pembelajaran, tetapi juga membawa tantangan baru. Penting bagi pendidik untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi tidak menggantikan kemampuan metakognitif, tetapi sebaliknya, memperkuatnya. Dalam hal ini, SRL menjadi semacam pemandu dalam mengintegrasikan teknologi secara bijaksana dalam proses pembelajaran.
Dalam perspektif psikologis dan perkembangan, kita menyadari bahwa SRL tidak hanya sekadar metode belajar, tetapi juga refleksi tentang diri sendiri dan kemampuan mengatur pembelajaran. SRL semakin menonjol seiring perkembangan kognitif dan emosional siswa. Dengan memahami tahap perkembangan ini, pendidik dapat merancang pendekatan yang relevan dan efektif.
Transformasi pembelajaran melalui SRL adalah perjalanan yang penting dan bernilai. Dengan memahami esensi SRL, kita tidak hanya membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan berprestasi, tetapi juga memberikan bekal berharga untuk menghadapi kompleksitas dunia modern. Dalam api SRL, terbukalah jalan menuju pengetahuan yang tak pernah padam, dan semangat yang tak pernah redup
Referensi
- Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. W. H. Freeman.
- Biggs, J. B. (1987). Student approaches to learning and studying. Research monograph, HERDSA
- Flavell, J. H. (1976). Metacognitive aspects of problem solving. In L. B. Resnick (Ed.), The nature of intelligence (pp. 231-236). Lawrence Erlbaum Associates.
- Flavell, J. H. (1979). Metacognition and cognitive monitoring: A new area of cognitive–developmental inquiry. American Psychologist, 34(10), 906-911.
- Hattie, J. (2009). Visible learning: A synthesis of over 800 meta-analyses relating to achievement. Routledge.
- Kolb, D. A. (1984). Experiential learning: Experience as the source of learning and development. Prentice-Hall.
- Pintrich, P. R., & De Groot, E. V. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance. Journal of Educational Psychology, 82(1), 33-40.
- Schraw, G. (1998). Promoting general metacognitive awareness. Instructional Science, 26(1-2), 113-125.
- Schraw, G., & Moshman, D. (1995). Metacognitive theories. Educational Psychology Review, 7(4), 351-371.
- Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.
- Zimmerman, B. J. (2000). Attaining self-regulation: A social cognitive perspective. Handbook of self-regulation, 13-39.
- Zimmerman, B. J. (2002). Becoming a self-regulated learner: An overview. Theory into Practice, 41(2), 64-70.
Berikut adalah tabel alat ukur self-regulated learning peserta didik lengkap dengan rubrik penilaianya yang detail, menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai 1 - 5.Â
Catatan:Â
Rubrik penilaian ini disusun berdasarkan skala penilaian 1 - 5, di mana 1 adalah nilai terendah dan 5 adalah nilai tertinggi. Setiap aspek self-regulated learning diukur dengan menggunakan rubrik penilaian yang sesuai dengan kriteria kemampuan siswa pada masing-masing aspek. Pendidik dapat menggunakan tabel ini sebagai acuan untuk mengukur dan memberikan umpan balik terhadap kemampuan self-regulated learning siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H