Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Game Design Thinking untuk Pembelajaran P5

22 Maret 2023   03:15 Diperbarui: 24 Maret 2024   23:50 2092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Instruksi:

  • Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang.
  • Perkenalkan tantangan: "Tugas Anda adalah membayangkan kembali kelas masa depan. Akan seperti apa bentuknya? Bagaimana fungsinya? Bagaimana siswa akan belajar di kelas ini?"
  • Setiap kelompok harus menghabiskan 20-30 menit untuk melakukan brainstorming ide dan menuliskannya di catatan tempel.
  • Selanjutnya, setiap kelompok harus mengatur sticky notes mereka di papan tulis atau selembar kertas besar, mengelompokkan ide-ide serupa dan membuat representasi visual dari desain ruang kelas mereka.
  • Setiap kelompok harus mempresentasikan desain mereka di depan kelas, menjelaskan alasan di balik pilihan mereka dan bagaimana desain kelas mereka akan bermanfaat bagi siswa.

Mengapa Siswa SMA Membutuhkan Design Thinking Mindset:

Pola pikir design thinking mendorong siswa untuk mendekati masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Hal ini penting bagi siswa sekolah menengah karena mereka akan menghadapi tantangan yang kompleks baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, mereka akan dapat berpikir di luar kotak dan menghasilkan solusi unik untuk masalah. Dalam game outbond Reimagining the Classroom, siswa diberi kesempatan untuk melatih kemampuan berpikir desain mereka dengan menghadapi tantangan dunia nyata. Ini akan membantu mereka mengembangkan pemikiran kritis, kolaborasi, dan keterampilan memecahkan masalah, yang akan sangat berharga dalam usaha mereka di masa depan.

10. Sustainable Fashion Challenge

Peralatan yang dibutuhkan:

  • Pakaian lama yang dapat digunakan kembali atau digunakan kembali dengan tujuan lain
  • Gunting kain
  • peralatan menjahit
  • Lem tembak
  • Marker
  • Buku sketsa desain
  • Perlengkapan kerajinan lainnya (opsional)

Instruksi:

  • Memperkenalkan konsep fashion berkelanjutan dan pentingnya mengurangi limbah dan melindungi lingkungan.
  • Bagilah siswa menjadi beberapa tim dan berikan mereka sekantong pakaian bekas yang dapat mereka gunakan kembali atau gunakan kembali.
  • Berikan setiap tim tantangan desain, seperti membuat pakaian baru untuk festival musik, pertemuan bisnis, atau pesta dansa sekolah.
  • Instruksikan tim untuk bertukar pikiran, membuat sketsa desain mereka di buku sketsa, dan membuat prototipe menggunakan pakaian lama yang disediakan.
  • Dorong tim untuk menggunakan kreativitas dan keterampilan pemecahan masalah mereka untuk memodifikasi pakaian lama menjadi pakaian baru dan modis. Mereka dapat menggunakan gunting kain dan peralatan menjahit untuk memotong dan menjahit pakaian menjadi satu, dan lem tembak untuk menempelkan hiasan atau dekorasi lainnya.
  • Setelah tim menyelesaikan pakaian mereka, mereka dapat mempresentasikannya di kelas dan menjelaskan pilihan desain mereka dan bagaimana mereka memasukkan praktik mode berkelanjutan ke dalam desain mereka.

Mengapa Siswa SMA Membutuhkan Design Thinking Mindset?

Pola pikir berpikir desain mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan empati. Dalam Sustainable Fashion Challenge, siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah (masalah fast fashion dan dampak negatifnya terhadap lingkungan) dan menggunakan prinsip pemikiran desain untuk menghasilkan solusi yang berkelanjutan. Game ini menantang siswa SMA untuk menggunakan imajinasinya, mengambil risiko, dan berkolaborasi dengan orang lain untuk membuat prototipe yang memecahkan masalah dunia nyata. Keterampilan berpikir desain sangat penting bagi siswa untuk belajar karena mereka akan diminta untuk memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan akademik, profesional, dan pribadi mereka. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, siswa akan lebih siap untuk mengatasi tantangan dan menemukan solusi inovatif dalam upaya masa depan mereka.

11. Sustainable Garden Design Challenge

Peralatan yang dibutuhkan:

  • Pena dan kertas untuk bertukar pikiran dan membuat sketsa ide.
  • Akses ke taman atau ruang luar untuk mengamati dan merencanakan.
  • Bahan tanam seperti bibit, tanah, dan pot (opsional).

Instruksi:

  • Bagilah siswa menjadi beberapa tim yang terdiri dari 3-5 orang.
  • Perkenalkan konsep hidup berkelanjutan dan jelaskan bagaimana berkebun dapat berkontribusi pada gaya hidup berkelanjutan.
  • Tetapkan setiap tim ruang luar tertentu, seperti taman kecil atau teras, untuk direncanakan dan dirancang.
  • Dorong tim untuk melakukan brainstorming ide untuk taman mereka, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti sinar matahari, ruang, air, dan kualitas tanah.
  • Tekankan pentingnya keberlanjutan dengan meminta siswa mempertimbangkan bagaimana mereka dapat mengurangi limbah, melestarikan sumber daya, dan mempromosikan keanekaragaman hayati dalam desain taman mereka.
  • Setelah setiap tim memiliki rencana, mereka dapat mempresentasikan ide mereka di depan kelas dan menjelaskan bagaimana desain taman mereka mewujudkan prinsip keberlanjutan.

Mengapa siswa SMA membutuhkan Design Thinking Mindset:

Pola pikir pemikiran desain sangat penting bagi siswa sekolah menengah karena membekali mereka dengan keterampilan pemecahan masalah yang dapat diterapkan ke berbagai aspek kehidupan mereka. Dengan menggunakan pemikiran desain, siswa dapat mendekati tantangan dengan cara yang terstruktur dan kreatif, membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan empati. Selain itu, pemikiran desain mempromosikan pendekatan yang berpusat pada pengguna, di mana siswa fokus pada pemahaman kebutuhan dan keinginan orang yang mereka rancang, membantu mereka menciptakan solusi yang efektif dan bermakna. Dalam kasus tantangan desain taman berkelanjutan, siswa dapat belajar bagaimana menciptakan solusi inovatif untuk gaya hidup berkelanjutan, mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, dan belajar bekerja secara kolaboratif sebagai sebuah tim. Keterampilan ini akan bermanfaat tidak hanya dalam pengejaran akademis mereka tetapi juga dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun