1. Marshmallow Challenge
Peralatan yang dibutuhkan:
- 20 potong spageti mentah
- 1 yard selotipÂ
- tali 1 yard
- 1 marshmallow
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi tim kecil yang terdiri dari 4-5 anggota.
- Berikan masing-masing tim 20 buah spageti mentah, 1 yard selotip, 1 yard tali, dan 1 marshmallow.
- Instruksikan tim untuk menggunakan bahan yang diberikan untuk membangun struktur berdiri bebas tertinggi yang dapat menahan marshmallow di puncak dalam waktu 18 menit.
- Tim yang strukturnya menahan marshmallow di level tertinggi memenangkan permainan.
Pola pikir Design Thinking:
Marshmallow challenge mempromosikan pola pikir design thinking pada siswa sekolah. Permainan ini mendorong siswa untuk berpikir di luar kotak, mengidealkan dengan cara berimajinasi, membuat prototipe, menguji, dan mengulangi ide-ide mereka. Tantangan membangun struktur tertinggi dengan sumber daya terbatas menuntut siswa untuk berkolaborasi, berkomunikasi secara efektif, dan inovatif. Siswa belajar menganalisis masalah, mengidentifikasi kendala, dan menghasilkan solusi dengan menguji berbagai ide. Permainan ini juga menekankan pentingnya berani gagal, karena siswa perlu mengulangi ide-ide mereka dan meningkatkannya untuk mencapai tujuan. Permainan ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan penting seperti kreativitas, pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan kerja sama tim.
Pentingnya pola pikir design thinking:
Pemikiran desain tidak hanya penting dalam bidang desain produk tetapi juga dalam situasi kehidupan sehari-hari. Siswa SMA perlu dilengkapi dengan keterampilan berpikir desain untuk menghadapi tantangan dunia nyata dalam karir masa depan mereka. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, siswa dapat mendekati masalah yang kompleks dengan perspektif yang kreatif dan inovatif. Mereka belajar berempati dengan orang lain, memahami kebutuhan mereka, dan merancang solusi yang memenuhi kebutuhan mereka. Pola pikir ini menumbuhkan budaya eksperimen dan peningkatan berkelanjutan, yang mengarah pada hasil yang lebih baik. Selain itu, pemikiran desain mendorong siswa untuk mengambil kepemilikan atas pembelajaran mereka dan menjadi pembelajar mandiri.
2. Bridge to the FutureÂ
Salah satu permainan outbond yang menghadirkan pola pikir design thinking bagi siswa SMA adalah Bridge to the Future. Permainan ini membutuhkan perlengkapan sebagai berikut:
- Blok kayu atau plastik
- Isolasi
- Gunting
- Penggaris atau pita pengukurKertas dan pensil untuk membuat sketsa
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi beberapa tim yang terdiri dari 3-4 anggota.
- Jelaskan tujuan permainan: setiap tim harus membangun jembatan yang dapat menahan beban tertentu, hanya dengan menggunakan bahan yang disediakan.
- Berikan masing-masing tim materi dan tetapkan batas waktu 30 menit.
- Selama waktu ini, tim harus melakukan brainstorming dan membuat sketsa desain mereka, membangun jembatan mereka, dan menguji kekuatannya.
- Setelah 30 menit, mintalah setiap tim mempresentasikan desain mereka dan menguji jembatan mereka dengan meletakkan beban di atasnya (seperti buku teks atau botol air).
- Tim yang jembatannya dapat menahan bobot paling banyak memenangkan permainan.
Mengapa siswa sekolah menengah membutuhkan pola pikir pemikiran desain dalam permainan outbound ini dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka?
Design thinking adalah pendekatan pemecahan masalah yang menekankan empati, kreativitas, dan kolaborasi. Dengan terlibat dalam permainan outbound seperti Bridge to the Future, siswa sekolah menengah dapat mengembangkan keterampilan berpikir desain mereka dan menerapkannya pada masalah dunia nyata. Mereka akan belajar untuk berpikir di luar kotak, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan mengulangi ide-ide mereka. Keterampilan ini sangat penting dalam banyak aspek kehidupan mereka, mulai dari proyek akademik hingga hubungan pribadi dan aspirasi karier. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, siswa dapat menjadi individu yang lebih inovatif, mudah beradaptasi, dan tangguh yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
3. Design Your Own Amusement Park
Peralatan yang dibutuhkan:Â
- kertas,Â
- pensil,Â
- spidol,Â
- penggaris,Â
- gunting,Â
- lem,Â
- karton, dan bahan kerajinan lainnya.
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 anggota dan berikan mereka peralatan yang diperlukan.
- Perkenalkan kegiatan tersebut kepada siswa dan jelaskan bahwa mereka akan merancang taman hiburan mereka sendiri.Â
- Dorong mereka untuk berpikir tentang wahana, atraksi, dan hiburan seperti apa yang ingin mereka sertakan.
- Berikan siswa sejumlah waktu (misalnya 30 menit) untuk bertukar pikiran dan membuat sketsa ide-ide mereka di atas kertas.
- Dorong mereka untuk memikirkan kebutuhan dan preferensi audiens target mereka.
- Setelah fase brainstorming selesai, mintalah siswa mempresentasikan ide mereka di depan kelompok.Â
- Dorong mereka untuk berpikir kritis dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada rekan-rekan mereka.
- Setelah setiap kelompok mempresentasikan ide mereka, berikan mereka bahan kerajinan dan minta mereka membuat model 3D taman hiburan mereka.
- Setelah model selesai, mintalah kelompok mempresentasikan taman hiburan mereka kepada seluruh kelas.Â
- Dorong mereka untuk menjelaskan pilihan desain mereka dan bagaimana mereka memasukkan umpan balik dari rekan mereka.
Mengapa siswa sekolah menengah membutuhkan pola pikir pemikiran desain dalam permainan outbound ini dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka?
Design thinking adalah pendekatan pemecahan masalah yang berharga yang mendorong kreativitas, kolaborasi, dan pemikiran kritis. Dengan berpartisipasi dalam permainan outbound ini, siswa sekolah menengah dapat mengembangkan keterampilan berpikir desain mereka, seperti empati, ide, prototyping, dan iterasi.
Design thinking dapat diterapkan pada banyak tantangan dunia nyata, mulai dari mengembangkan produk dan layanan baru hingga memecahkan masalah sosial yang kompleks. Siswa sekolah menengah yang mengembangkan pola pikir pemikiran desain lebih siap untuk mengatasi tantangan ini dan mengembangkan solusi inovatif. Mereka juga lebih mungkin berhasil dalam karir masa depan mereka, di mana kemampuan berpikir kreatif dan memecahkan masalah sangat dihargai.
4. Invent a Product
Salah satu permainan outbond yang menghadirkan pola pikir design thinking untuk siswa sekolah menengah adalah Invent a Product. Permainan ini membutuhkan perlengkapan sebagai berikut:
- Papan tulis atau lembaran kertas besar
- Spidol atau pena
- Benda acak sehari-hari (mis. klip kertas, karet gelang, gelas plastik, dll.)
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi kelompok empat sampai enam.
- Jelaskan kepada siswa bahwa mereka akan menemukan produk baru menggunakan benda-benda acak sehari-hari yang diberikan kepada mereka.
- Setiap kelompok harus bertukar pikiran dan menemukan ide untuk produk baru yang dapat dibuat dengan menggunakan benda-benda yang disediakan. Mereka harus menggunakan papan tulis atau lembaran kertas besar untuk menulis dan membuat sketsa ide-ide mereka.
- Setelah mendapatkan ide, setiap kelompok akan mempresentasikan produk mereka di depan kelas dan menjelaskan cara kerjanya.
- Kelas kemudian akan memilih penemuan terbaik, dengan mempertimbangkan kreativitas, kegunaan, dan kelayakan.
Mengapa siswa sekolah menengah membutuhkan pola pikir pemikiran desain dalam permainan outbound ini dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka?
Design thinking adalah pendekatan pemecahan masalah yang berfokus pada empati, kreativitas, dan eksperimen. Ini mendorong siswa untuk berpikir di luar kotak, berkolaborasi dengan orang lain, dan menghasilkan solusi inovatif untuk masalah dunia nyata. Dalam konteks permainan ini, siswa SMA akan ditantang untuk berpikir kreatif, bekerja secara kolaboratif, dan membuat prototipe ide-ide mereka. Keterampilan ini berharga tidak hanya dalam konteks permainan ini tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Di dunia yang serba cepat saat ini, inovasi sangat penting untuk kesuksesan baik dalam pengaturan pribadi maupun profesional. Dengan menumbuhkan pola pikir pemikiran desain, siswa sekolah menengah dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemecah masalah yang inovatif dan mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan. Selain itu, pemikiran desain mendorong empati dan pemahaman tentang perspektif yang berbeda, yang penting untuk mengembangkan hubungan yang kuat dan keterampilan komunikasi yang efektif.
5. The Paper Tower Challenge
Salah satu permainan outbound yang menghadirkan pola pikir design thinking untuk siswa SMA adalah The Paper Tower Challenge. Permainan ini menantang siswa untuk bekerja dalam tim dan menggunakan proses pemikiran desain untuk membuat menara berdiri bebas tertinggi hanya dengan menggunakan kertas dan selotip.
Peralatan yang dibutuhkan:
- Lembaran kertas
- Gulungan tape/selotip
Instruksi:
- Bagilah kelas menjadi beberapa tim yang terdiri dari 4-5 siswa.
- Berikan masing-masing tim 20 lembar kertas dan satu gulungan selotip.
- Jelaskan bahwa tujuan mereka adalah untuk membangun menara setinggi mungkin yang berdiri bebas hanya dengan menggunakan kertas dan selotip yang disediakan.
- Dorong siswa untuk menggunakan proses berpikir desain dengan melakukan brainstorming, membuat prototipe, menguji, dan mengulangi desain menara mereka.
- Tetapkan batas waktu 30 menit untuk tantangan.
- Di akhir batas waktu, ukur menara masing-masing tim untuk menentukan pemenangnya.
Mengapa siswa sekolah menengah membutuhkan pola pikir pemikiran desain dalam permainan outbound ini dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka:
Pemikiran desain mendorong kreativitas, kolaborasi, dan keterampilan pemecahan masalah, yang semuanya merupakan keterampilan penting untuk dikembangkan oleh siswa sekolah menengah. Dengan terlibat dalam permainan outbound yang membutuhkan pola pikir pemikiran desain, siswa dapat melatih keterampilan ini dengan cara yang menyenangkan dan menarik.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan ini dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dunia nyata, mulai dari tantangan pribadi hingga masalah global. Selain itu, pemikiran desain dapat membantu siswa mengembangkan empati dan pendekatan yang berpusat pada pengguna untuk pemecahan masalah, yang dapat meningkatkan hubungan dan komunikasi mereka dengan orang lain. Pada akhirnya, mengembangkan pola pikir pemikiran desain dapat membantu siswa sekolah menengah menjadi lebih inovatif, mudah beradaptasi, dan efektif dalam karir dan usaha masa depan mereka.
6. The Innovation Game
Salah satu permainan outbond yang menghadirkan pola pikir design thinking bagi siswa SMA adalah The Innovation Game.
Peralatan yang dibutuhkan:
- Papan tulis atau selembar kertas besar
- Sticky notes
- Pena/spidol
- Timer
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi beberapa tim yang terdiri dari 3-5 orang.
- Setiap tim diberi masalah untuk dipecahkan atau tantangan untuk diatasi. Ini bisa menjadi masalah kehidupan nyata atau skenario hipotetis. Misalnya, "Bagaimana kita bisa mengurangi sampah plastik di komunitas kita?" atau "Bagaimana kita dapat meningkatkan akses pendidikan di daerah tertinggal?"
- Setiap tim memiliki waktu 10 menit untuk bertukar pikiran dan menuliskan ide sebanyak mungkin di catatan tempel. Dorong mereka untuk memunculkan ide-ide liar dan kreatif sebanyak mungkin.
- Setelah 10 menit, setiap tim mempresentasikan ide mereka kepada anggota kelompok lainnya. Saat setiap ide disajikan, tim lain dapat mengajukan pertanyaan, memberikan umpan balik, dan mengembangkan ide tersebut.
- Setelah semua tim mempresentasikan ide mereka, mereka memiliki waktu 5 menit untuk menyempurnakan dan memperbaiki ide awal mereka berdasarkan umpan balik yang mereka terima.
- Setiap tim kemudian memilih ide terbaik mereka dan mempresentasikannya ke seluruh kelompok. Kelompok kemudian dapat memilih ide yang paling inovatif dan layak.
Mengapa siswa sekolah menengah membutuhkan pola pikir pemikiran desain dalam permainan outbound ini dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka:
Design thinking mendorong pemecahan masalah yang kreatif, kolaborasi, dan inovasi. Keterampilan ini penting bagi siswa sekolah menengah untuk dikembangkan saat mereka mempersiapkan diri untuk kuliah dan karir masa depan mereka. Selain itu, pemikiran desain dapat membantu siswa mendekati tantangan dan masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan pola pikir yang lebih terbuka dan kreatif, yang mengarah ke solusi yang lebih efektif dan kepuasan pribadi yang lebih besar.
7. Build a Better Backpack
Salah satu permainan outbond yang menghadirkan pola pikir design thinking untuk siswa SMA adalah Build a Better Backpack.
Peralatan yang dibutuhkan:
- Kertas
- Pensil
- Gunting
- Tape
- Lem
- Berbagai bahan seperti kain, karton, dan lembaran plastik
- Opsional: Mesin jahit dan perlengkapan menjahit dasar
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-4 orang.
- Jelaskan bahwa tugas mereka adalah merancang dan membuat tas punggung yang memecahkan masalah atau tantangan tertentu. Contohnya termasuk membuat tas punggung yang nyaman untuk digunakan dalam waktu lama, dapat menahan banyak beban, memiliki banyak kompartemen untuk pengaturan, atau ramah lingkungan.
- Berikan siswa sejumlah waktu untuk melakukan brainstorming ide dan membuat sketsa desain di atas kertas.
- Setelah mereka menentukan desain, beri mereka bahan untuk membuat tas ransel.
- Dorong siswa untuk mengulangi dan membuat perubahan pada desain mereka saat mereka membangun.
- Setelah selesai, mintalah siswa mempresentasikan ransel mereka dan menjelaskan proses desain yang mereka lalui.
Mengapa Siswa SMA Membutuhkan Design Thinking Mindset?
Pola pikir pemikiran desain sangat penting bagi siswa sekolah menengah karena mengajarkan mereka cara mendekati masalah dan tantangan dengan pola pikir kreatif dan terbuka. Dengan belajar berempati dengan pengguna akhir dan berfokus pada kebutuhan pengguna, siswa dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan bermakna. Hal ini sangat penting di dunia yang serba cepat dan terus berubah saat ini, di mana kemampuan untuk berpikir di luar kotak dan menghasilkan solusi inovatif sangat dihargai. Selain itu, mempelajari keterampilan berpikir desain dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kerja tim dan kolaborasi yang lebih baik, yang berharga baik dalam kehidupan akademik maupun pribadi mereka.
8. Design Your Dream Dorm Room
Salah satu permainan outbond yang menghadirkan pola pikir design thinking untuk siswa SMA adalah Design Your Dream Dorm Room.
Peralatan:
- Kertas
- Pensil/pena
- Garisan
- Pensil warna/spidol
- Meteran
- Opsional: kardus, gunting, lem
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.
- Jelaskan bahwa mereka akan mendesain kamar asrama impian mereka menggunakan pola pikir pemikiran desain. Mereka harus mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan siswa pada umumnya, serta preferensi pribadi atau kebutuhan unik apa pun.
- Sediakan peralatan yang diperlukan dan bahan opsional apa pun untuk model bangunan.
- Beri kelompok waktu untuk bertukar pikiran, membuat sketsa, dan merencanakan desain mereka.
- Setelah mereka memiliki desain dasar, mintalah setiap kelompok mempresentasikan desain kamar asrama mereka di depan kelas.Â
- Dorong mereka untuk menjelaskan proses pemikiran mereka dan pilihan yang mereka buat selama proses desain.
- Minta kelas memilih desain favorit mereka berdasarkan kreativitas, fungsionalitas, dan kelayakan.
Mengapa siswa sekolah menengah membutuhkan pola pikir pemikiran desain:
Pemikiran desain adalah pendekatan pemecahan masalah yang berfokus pada empati, kreativitas, dan kolaborasi. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, siswa sekolah menengah dapat belajar bagaimana mendekati tantangan dengan cara yang lebih inovatif dan efektif. Dalam kasus game Design Your Dream Dorm Room, siswa dapat mempelajari cara mengidentifikasi dan menangani kebutuhan pengguna tertentu (dalam hal ini, siswa pada umumnya) sambil juga mempertimbangkan preferensi dan batasan unik mereka sendiri. Jenis pemikiran ini dapat diterapkan pada berbagai bidang kehidupan, seperti hubungan pribadi, tujuan karir, dan masalah sosial. Selain itu, dengan bekerja dalam kelompok kecil, siswa dapat belajar bagaimana berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, yang merupakan keterampilan yang berharga dalam situasi apa pun.
9. Reimagining the Classroom
Salah satu permainan outbond yang menghadirkan pola pikir design thinking untuk siswa SMA adalah Reimagining the Classroom.
Peralatan:
- Papan tulis atau selembar kertas besar
- Sticky notes
- Marker
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang.
- Perkenalkan tantangan: "Tugas Anda adalah membayangkan kembali kelas masa depan. Akan seperti apa bentuknya? Bagaimana fungsinya? Bagaimana siswa akan belajar di kelas ini?"
- Setiap kelompok harus menghabiskan 20-30 menit untuk melakukan brainstorming ide dan menuliskannya di catatan tempel.
- Selanjutnya, setiap kelompok harus mengatur sticky notes mereka di papan tulis atau selembar kertas besar, mengelompokkan ide-ide serupa dan membuat representasi visual dari desain ruang kelas mereka.
- Setiap kelompok harus mempresentasikan desain mereka di depan kelas, menjelaskan alasan di balik pilihan mereka dan bagaimana desain kelas mereka akan bermanfaat bagi siswa.
Mengapa Siswa SMA Membutuhkan Design Thinking Mindset:
Pola pikir design thinking mendorong siswa untuk mendekati masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Hal ini penting bagi siswa sekolah menengah karena mereka akan menghadapi tantangan yang kompleks baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, mereka akan dapat berpikir di luar kotak dan menghasilkan solusi unik untuk masalah. Dalam game outbond Reimagining the Classroom, siswa diberi kesempatan untuk melatih kemampuan berpikir desain mereka dengan menghadapi tantangan dunia nyata. Ini akan membantu mereka mengembangkan pemikiran kritis, kolaborasi, dan keterampilan memecahkan masalah, yang akan sangat berharga dalam usaha mereka di masa depan.
10. Sustainable Fashion Challenge
Peralatan yang dibutuhkan:
- Pakaian lama yang dapat digunakan kembali atau digunakan kembali dengan tujuan lain
- Gunting kain
- peralatan menjahit
- Lem tembak
- Marker
- Buku sketsa desain
- Perlengkapan kerajinan lainnya (opsional)
Instruksi:
- Memperkenalkan konsep fashion berkelanjutan dan pentingnya mengurangi limbah dan melindungi lingkungan.
- Bagilah siswa menjadi beberapa tim dan berikan mereka sekantong pakaian bekas yang dapat mereka gunakan kembali atau gunakan kembali.
- Berikan setiap tim tantangan desain, seperti membuat pakaian baru untuk festival musik, pertemuan bisnis, atau pesta dansa sekolah.
- Instruksikan tim untuk bertukar pikiran, membuat sketsa desain mereka di buku sketsa, dan membuat prototipe menggunakan pakaian lama yang disediakan.
- Dorong tim untuk menggunakan kreativitas dan keterampilan pemecahan masalah mereka untuk memodifikasi pakaian lama menjadi pakaian baru dan modis. Mereka dapat menggunakan gunting kain dan peralatan menjahit untuk memotong dan menjahit pakaian menjadi satu, dan lem tembak untuk menempelkan hiasan atau dekorasi lainnya.
- Setelah tim menyelesaikan pakaian mereka, mereka dapat mempresentasikannya di kelas dan menjelaskan pilihan desain mereka dan bagaimana mereka memasukkan praktik mode berkelanjutan ke dalam desain mereka.
Mengapa Siswa SMA Membutuhkan Design Thinking Mindset?
Pola pikir berpikir desain mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan empati. Dalam Sustainable Fashion Challenge, siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah (masalah fast fashion dan dampak negatifnya terhadap lingkungan) dan menggunakan prinsip pemikiran desain untuk menghasilkan solusi yang berkelanjutan. Game ini menantang siswa SMA untuk menggunakan imajinasinya, mengambil risiko, dan berkolaborasi dengan orang lain untuk membuat prototipe yang memecahkan masalah dunia nyata. Keterampilan berpikir desain sangat penting bagi siswa untuk belajar karena mereka akan diminta untuk memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan akademik, profesional, dan pribadi mereka. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, siswa akan lebih siap untuk mengatasi tantangan dan menemukan solusi inovatif dalam upaya masa depan mereka.
11. Sustainable Garden Design Challenge
Peralatan yang dibutuhkan:
- Pena dan kertas untuk bertukar pikiran dan membuat sketsa ide.
- Akses ke taman atau ruang luar untuk mengamati dan merencanakan.
- Bahan tanam seperti bibit, tanah, dan pot (opsional).
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi beberapa tim yang terdiri dari 3-5 orang.
- Perkenalkan konsep hidup berkelanjutan dan jelaskan bagaimana berkebun dapat berkontribusi pada gaya hidup berkelanjutan.
- Tetapkan setiap tim ruang luar tertentu, seperti taman kecil atau teras, untuk direncanakan dan dirancang.
- Dorong tim untuk melakukan brainstorming ide untuk taman mereka, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti sinar matahari, ruang, air, dan kualitas tanah.
- Tekankan pentingnya keberlanjutan dengan meminta siswa mempertimbangkan bagaimana mereka dapat mengurangi limbah, melestarikan sumber daya, dan mempromosikan keanekaragaman hayati dalam desain taman mereka.
- Setelah setiap tim memiliki rencana, mereka dapat mempresentasikan ide mereka di depan kelas dan menjelaskan bagaimana desain taman mereka mewujudkan prinsip keberlanjutan.
Mengapa siswa SMA membutuhkan Design Thinking Mindset:
Pola pikir pemikiran desain sangat penting bagi siswa sekolah menengah karena membekali mereka dengan keterampilan pemecahan masalah yang dapat diterapkan ke berbagai aspek kehidupan mereka. Dengan menggunakan pemikiran desain, siswa dapat mendekati tantangan dengan cara yang terstruktur dan kreatif, membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan empati. Selain itu, pemikiran desain mempromosikan pendekatan yang berpusat pada pengguna, di mana siswa fokus pada pemahaman kebutuhan dan keinginan orang yang mereka rancang, membantu mereka menciptakan solusi yang efektif dan bermakna. Dalam kasus tantangan desain taman berkelanjutan, siswa dapat belajar bagaimana menciptakan solusi inovatif untuk gaya hidup berkelanjutan, mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, dan belajar bekerja secara kolaboratif sebagai sebuah tim. Keterampilan ini akan bermanfaat tidak hanya dalam pengejaran akademis mereka tetapi juga dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.
"It's not whether you win or lose, it's how you play the game." - Grantland Rice
This quote by Grantland Rice means that the most important aspect of any competition or game is not the ultimate outcome, whether you win or lose, but rather the way you approach the game itself. In other words, it's not just about the result, but also about the effort, sportsmanship, and character that you exhibit throughout the game.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H