Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

10 Pertanyaan Krusial dan Jawabannya tentang Design Thinking di Sekolah

10 Maret 2023   16:00 Diperbarui: 11 Maret 2023   11:31 10472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design Thinking in School (Dokpri 1)

Meningkatkan keterlibatan siswa (Enhancing student engagement): DT dapat meningkatkan keterlibatan siswa, karena mendorong guru untuk mengambil peran aktif dalam proses pemecahan masalah dengan siswa mereka. Dengan memasukkan DT ke dalam pengajaran mereka, guru dapat memberi siswa kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pemecahan masalah dan terlibat lebih dalam dengan pembelajaran mereka.

Mengembangkan empati (Developing empathy): DT membutuhkan empati, yang dapat membantu guru mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang kebutuhan siswa mereka. Dengan menggabungkan DT ke dalam pengajaran mereka, guru dapat mengembangkan empati dan lebih memahami kebutuhan unik dan gaya belajar siswa mereka, yang menghasilkan komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik.

Mendorong pemikiran kritis (Encouraging critical thinking): DT membutuhkan keterampilan berpikir kritis, yang dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan analitis dan pemecahan masalah. Dengan mempromosikan DT di kalangan siswa, guru dapat membantu mereka menjadi pemikir yang lebih kritis dan pemecah masalah yang lebih baik.

Meningkatkan hasil siswa (Improving student outcomes): DT dapat mengarah pada peningkatan hasil siswa, karena mendorong guru untuk mengembangkan strategi dan teknik pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan unik siswa mereka. Dengan menggabungkan DT ke dalam pengajaran mereka, guru dapat meningkatkan pengalaman belajar bagi siswa mereka dan meningkatkan kinerja akademik.

Secara keseluruhan, memiliki pola pikir DT di kalangan guru dapat menghasilkan lingkungan belajar yang lebih terlibat, kreatif, dan berempati bagi siswa. Dengan memasukkan DT ke dalam pengajaran mereka, guru dapat mengembangkan strategi baru dan inovatif yang meningkatkan pengalaman belajar bagi siswa mereka dan meningkatkan kinerja akademik.

Berikut beberapa contoh kegiatan yang dapat digunakan guru untuk menerapkan DT di kelas:

1. Wawancara empati: Guru dapat meminta siswa melakukan wawancara dengan teman sebaya, guru, atau anggota masyarakat untuk memahami kebutuhan dan tantangan mereka.

2. Sesi brainstorming: Guru dapat memimpin siswa dalam sesi brainstorming untuk menghasilkan ide-ide solusi untuk masalah atau tantangan tertentu.

3. Pembuatan Prototipe: Siswa dapat membuat prototipe fisik atau digital dari ide mereka untuk diuji dan disempurnakan.

4. Pengujian pengguna: Siswa dapat menguji prototipe mereka dengan pengguna untuk mendapatkan umpan balik dan melakukan perbaikan.

5. Tantangan desain: Guru dapat memberikan tantangan desain kepada siswa untuk diselesaikan, seperti membuat produk baru atau mendesain ulang ruang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun