4. Selanjutnya, pasukan Cakrabirawa menangkap Mayjen S. Parman, Brigjen Sutoyo dan Kapten Tendean (dikira Jenderal AH Nasution).
5. Faktanya, dalam kondisi ini, Jenderal AH Nasution sudah berhasil kabur. Dia pergi melewati dinding yang berbatasan dengan taman di Kedutaan Besar Irak.
6. Setelah itu, pasukan Cakrabirawa membawa jenazah ketiga perwira dan membunuh ketiga lainnya di Lubang Buaya.
7. Keenam jenazah perwira tinggi militer dimasukan ke dalam sumur di Lubang Buaya dengan diameter 75 sentimeter dan 12 meter.
8. Gerakan ini menyebar juga ke Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.
9. Tak puas menculik dan membunuh enam perwira tinggi, PKI menguasai gedung Radio Republik Indonesia (RRI). Mereka mengumumkan Dekrit No. 01 yang menyatakan G30S sebagai upaya penyelamatan negara dari Dewan Jenderal yang ingin mengambil alih kekuasaan.
10. Tanggal 3 Oktober 1965 setelah melakukan serangkaian pencarian, keenam perwira tinggi militer berhasil ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
11. Tanggal 22 November 1965, DN Aidit ditangkap di Desa Sambeng, Solo dan dieksekusi mati keesokan harinya.
12. Tanggal 12 Maret 1966, Partai Komunis Indonesia dibubarkan setelah dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 1/3/1966 perihal pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tokoh Perwira Tinggi yang Gugur Dalam G30S PKI
Para dewan jenderal dan perwira tinggi yang meninggal dunia atas kekejaman G30S/PKI yang kemudian ditemukan di sumur Lubang Buaya, di antaranya: