Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Yang Kaya Overeating, Sedangkan yang Miskin Stunting

29 Januari 2022   10:08 Diperbarui: 30 Januari 2022   01:31 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan kota juga dikaitkan dengan gaya hidup yang lebih banyak duduk, terutama di kalangan perempuan dan anak perempuan, karena infrastruktur yang tidak memadai seperti trotoar sempit dan kurangnya taman, yang membatasi kesempatan untuk berolahraga.

Pengertian stunting menurut Kemenkes adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Sedangkan dikutip dari situs bkkbn, angka stunting secara nasional menunjukkan perbaikan dengan turunnya tren sebesar 3,3 persen dari 27.7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021. Data ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono.

Meskipun demikian 24,4 persen masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%. Tingkat prevelensi stunting 24,4 persen artinya, sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting.

Nutrisi yang terpenuhi dengan baik, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), adalah salah satu kunci utama dalam mencegah stunting pada anak. 

Namun, berdasarkan data di lapangan, prevelensi stunting di Indonesia masih sangat tinggi sampai saat ini. Hal itu berarti pemenuhan kebutuhan nutrisi yang layak didapatkan oleh anak-anak di Indonesia masih di bawah standar.

Kurangnya edukasi tentang asupan gizi yang benar menjadi biang penyebabnya. Yang kaya bisa makan apa saja padahal yang dimakan belum tentu baik dari segi gizi dan kalori, untuk anak. 

Yang miskin pun demikian, bisa makan saja sudah cukup padahal yang dimakan kebanyakan adalah makanan olahan yang banyak mengandung pengawet, garam, dan pemanis buatan.

Permasalahan overeating dan obesitas ini juga dialami oleh Amerika Serikat sebagai contoh dari negara maju yang angkanya cukup tinggi.

Saat ini di AS sekitar 40 persen orang dewasa dan 18,5 persen anak-anak, dianggap obesitas. Angka ini meningkat sekitar 30 persen di tahun 2000. 

Sebuah penelitian memperkirakan 65 juta orang Amerika gemuk pada tahun 2030, dan meningkatkan biaya medis antara 48 miliar dolar dan 66 miliar dolar per tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun