Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Yang Kaya Overeating, Sedangkan yang Miskin Stunting

29 Januari 2022   10:08 Diperbarui: 30 Januari 2022   01:31 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar 1 dari 5 dolar perawatan kesehatan dihabiskan untuk mengobati penyakit terkait obesitas. Biaya juga tinggi untuk individu. 

Dibandingkan dengan individu dengan berat badan normal, pasien obesitas menghabiskan 46 persen lebih banyak untuk biaya rawat inap, 27 persen lebih banyak untuk rawat jalan dan 80 persen lebih banyak untuk obat resep.

Berdasarkan laporan UNICEF yang dirilis baru-baru ini, Jepang berada di posisi atas untuk indikator kesehatan usia anak-anak dunia dengan jumlah kematian bayi baru lahir dan berat badan di bawah standar (akibat kurang gizi) berada di level rendah.

Jepang juga berada di level rendah untuk kasus anak dengan obesitas/kegemukan di antara 41 negara maju "Organisation of Economic Cooperation and Development atau OECD" dan Uni Eropa atau "European Union".

Masyarakat yang peduli kesehatan dan kewajiban pemeriksaan kesehatan secara berkala di masa sekolah dasar hingga menengah juga merupakan faktor baik sistem kesehatan di sana. 

Tapi faktor kunci ada di program makan siang di sekolah yang berlaku secara nasional di Jepang. Dokter anak yang juga profesor Tokyo Kasei Gakuin University, Mitsuhiko Hara membenarkan hal itu.

Makan siang ini bersifat wajib dan menjadi keharusan di sekolah. Para siswa dapat membawa bekal mereka sendiri tapi makan siang wajib dari sekolah tetap harus dikonsumsi saat jam istirahat. 

Walau biasanya tidak bersifat gratisan dari sekolah atau negara, namun makan siang seperti ini selalu disubsidi sehingga dapat terjangkau semua lapisan siswa dari kelompok ekonomi mana pun.

Jadi permasalahan yang dihadapi Indonesia lebih kompleks mengenai anak-anak generasi penerus. Tingkat stunting masih tinggi sedangkan ancaman bahaya obesitas (over eating) pun makin meningkat.

Edukasi asupan gizi seimbang harus terus disebarkan ke sebanyak-banyaknya populasi. Sehingga seiring perbaikan ekonomi, masyarakat yang dulunya miskin makin sadar dan peduli akan gizi yang seimbang yang dikonsumsi keluarga. 

Begitu pun masyarakat kaya makin bijak dan pintar mengkonsumsi makanan yang diasupnya setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun