Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Faktor X Bikin Harga Rumah Tak Masuk Akal

6 Januari 2022   09:00 Diperbarui: 6 Januari 2022   14:57 2121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembangunan perumahan. Sumber: Kementerian PUPR via Kompas.com

Krisis lahan, krisis perumahan, adalah dua hal yang akan terus terjadi dan penambahannya akan berlipat. Perlu keberanian dan kebijakan yang extra ordinary bila negara masih berpihak pada rakyat kebanyakan. Rencana tata kota rumah susun di perkotaan bukan hanya untuk apartemen kelas menengah dan atas, sudah harus dipikirkan bahkan di kota-kota tingkat dua. 

Perencanaan yang terstruktur dan komprehensif akan selalu menjadi kesulitan dari para pembuat kebijakan jika terbelenggu oleh kontrak politik atau apapun penyebabnya sehingga pembangunan hanya bersifat jangka pendek dan temporer selama masih menjabat. 

Program Rumah Swadaya yang digagas Kementerian PUPR sedikit memberi angin segar minimal bagi masyarakat yang memerlukan renovasi atau perbaikan rumahnya. Meskipun jumlahnya relatif kecil tapi setidaknya dapat digunakan untuk renovasi yang vital di rumah sebagian masyarakat untuk meningkatkan kebersihan dan kelayakan seperti kamar mandi dan WC yang sehat, dapur yang bersih, atau bagian depan rumah. 

Program yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat yang membutuhkan layanan ini. Apakah bentuk bantuannya berupa hibah gratis, pinjaman tanpa bunga, atau pinjaman berbunga lunak. 

Program yang sudah baik dibuat hendaknya dilanjutkan dengan pelaksanaan yang baik pula agar tepat sasaran yang memberi dampak positif bagi masyarakat penerimanya. Untuk itu jajaran Kementerian PUPR harus berkoordinasi dengan bank atau lembaga penyalur dan pihak pelaksana di lapangan agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan bagi penerima. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun