Mohon tunggu...
Pius Sumaktoyo
Pius Sumaktoyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - programmer lepas Ruby on Rails, C++

programmer komputer, wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Katolik Menjawab Eggi Sudjana tentang Trinitas (2)

9 Oktober 2017   17:13 Diperbarui: 10 Oktober 2017   06:37 2731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[Artikel bagian ke-1]

Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia dengan tujuan untuk menyelamatkan manusia (Yohanes 6:40). Kenapa manusia perlu diselamatkan? Kenapa Allah sendiri datang?

Manusia

Di dunia ini, peristiwa suka dan derita datang silih berganti. Sekalipun ada banyak orang  yang menyenangi hidup ini, Yeremia 42:7 dan Yohanes 3:18 mengungkap bahwa manusia sedang berada dalam penghukuman; tafsiran saya, manusia sedang terpenjara oleh persepsi kebenaran yang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan.

Tidak ada jalan lain, jalan keluar dari penjara persepsi adalah dengan mengenal sungguh kebenaran yang bukan sekedar persepsi kebenaran.

Yesus datang untuk menuntun manusia kepada sungguh kebenaran yang membawa kepada hidup (Yohanes 14:6), dan, hidup kekal datang melalui "mengenal satu-satunya Allah yang benar" (Yohanes 17:3).

Kenapa Allah sendiri datang? Melalui Yesus dan di dalam Yesus, Allah yang tidak kelihatan menjadi Allah yang nyata (Yohanes 1:18). Dengan demikian, manusia tidak lagi harus tertatih mengenal Allah berdasar persepsinya tentang Allah.

Agama Kristen

Bagi banyak orang, agama dipandang sebagai baris-baris aturan yang tidak bisa diganggu-gugat isi dan kebenarannya dan kadang juga penafsirannya. Tidak demikian halnya bagi kristianitas. Yesus berkata kepada para murid bahwa mereka akan harus bertumbuh dalam memahami ajaran Yesus.

(Yohanes 16:) (12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. (13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa kekristenan perlu dimaknai sebagai perjalanan manusia untuk sampai mengenal kebenaran. (a) Dari sisi rencana ilahi, kristianitas adalah bimbingan bagi manusia untuk sampai kepada mengenal kebenaran dan mengenal Allah. (b) Bagi manusia, kristianitas adalah tentang perjalanan hidup menaiki tangga pengenalan untuk menemukan kebenaran Allah seturut bimbingan Allah.

Tanpa bimbingan Allah maka manusia akan hanya berjalan di alur persepsi. 'Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)'

Apa yang menjadi tujuan hidup kristiani? Orang sering mengatakan bahwa tujuan dari hidup beragama adalah untuk bisa masuk surga. Menurut Yesus, tujuan hidup kristiani adalah hidup kekal. Dan, tentang itu Yesus mengungkapkan "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)'

Alkitab dan Perjalanan Iman Kristen

Injil dan Alkitab itu berbeda.

Injil adalah kabar baik berita keselamatan di dalam Kristus. Dalam bentuk tertulis, Injil adalah bagian dari Alkitab. Alkitab terdiri atas Kitab-Kitab Perjanjian Lama, (empat) Kitab Injil, Kisah Para Rasul, Surat-Surat para Rasul, dan Kitab Wahyu. Pengajaran Yesus ada di dalam Injil.

Alkitab adalah Injil dan kumpulan wahyu dan cara pewartaan tentang Yesus Kristus tentang Allah yang menjadi manusia.

Bagi intelektualitas yang tidak dilandasi iman akan Yesus, Alkitab seperti mengandung kompleksitas dan kontradiksi. Saya percaya, itu terjadi karena Alkitab disiapkan untuk menuntun bertumbuhnya kesadaran manusia yang berada dalam kompleksitas.

Bagi yang sedang mencari bukti kebenaran apakah Yesus Kristus sungguh Allah, dua ayat Alkitab yang berikut terasa kontradiktif dan tidak sejalan dengan hakekat keesaan yang sesuai dengan ekspektasi intelektualitas pencarian.

(Yohanes 10:30) "Aku dan Bapa adalah satu."

(Yohanes 14:28) ".... Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku."

Tetapi, iman akan Allah dengan kokoh percaya bahwa Allah mengetahui segala sesuatu dan Dia tidak mungkin salah. Dalam alur kepercayaan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang menjelma manusia, walau nampak seperti tidak sesuai dengan ekspektasi intelektualitas, saya percaya bahwa ayat-ayat tersebut tidak salah dalam arti, tidak bertentangan dengan keilahian Yesus.

Mengenal kebenaran di dalam yang nampak sebagai kontradiksi, itu adalah tanda bertumbuhnya pengenalan akan Allah yang telah menjadi manusia. Nanti, saya akan membahas lanjut kontradiksi tersebut.

Sebagai landasan / awal saya ingin mengutip lagi Yohanes 16:12-14,

(Yohanes 16:) (12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. (13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

Dengan kutipan tersebut saya ingin mengatakan: (1) Yesus mengetahui bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam menerima seluruh kebenaran pengajaran-Nya; (2) bahwa manusia akan bertumbuh dalam pimpinan dan dalam kerjasama dengan Roh Kebenaran; (3) bila pada kapan pun terjadi kekeliruan atau ketidaksepahaman dalam mewartakan kebenaran Injil, hendaklah kembali kepada Injil dan mendengar sungguh (kata-kata) Yesus.

Seperti kontradiktif namun tidak kontradiktif

Ada beberapa ayat Injil yang seperti kontradiktif dan memerlukan penjelasan yang harus cukup panjang. Saya akan mengangkat satu saja di sini dan memberikan link bagi penjelasan yang lebih lengkap.

Yesus adalah Allah dan guru kepada kebenaran pengenalan akan Allah. Kata kunci bagi dibukakannya kebenaran kontradiksi  adalah mengenal kapan Yesus memperkenalkan diri-ilahi-Nya dan kapan Yesus mengajar para murid menuju kepada pengenalan akan Allah.

Mengutip ulang Yohanes 10:30  dan Yohanes 14:28.

(Yohanes 10:30) "Aku dan Bapa adalah satu."

(Yohanes 14:28) ".... Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku."

"Bapa lebih besar dari pada Aku" secara logika mempunyai arti bahwa Yesus lebih kecil dari Bapa sehingga Yesus pasti bukan Bapa, dan, Yohanes 10:30  salah.

Makna lain, di dalam percaya bahwa Yohanes 10:30  benar maka untuk itu perlu kemudian dicari: Apa makna lain atau apa yang menjadi pengajaran dari "Bapa lebih besar dari pada Aku"?

Allah / Bapa adalah kemuliaan yang tidak terbatas. Manusia mampu mengenal yang terbatas, namun tidak mungkin mengenal yang tidak terbatas.

Yesus tidak terbatas namun nampak terbatas. Mempersepsikan Bapa menurut isi Yohanes 10:30  dengan mempersepsikan Bapa secara persis seperti Yesus yang nampak terbatas, itu adalah kegagalan dalam mengenal Allah / Bapa yang tidak terbatas.

Inilah makna pengajaran dari Yohanes 14:28: Yesus akan pergi kepada Bapa dalam arti akan kembali kepada kemulian-Nya yang tidak terbatas; para murid dituntun untuk bersukacita (tidak berduka!) karena Yesus kembali kepada kemuliaan-Nya yang tidak terbatas.

Penjelasan lebih lengkap tentang ayat-ayat kontradiktif bisa dilihat di link [penjelasan lanjut].

Trinitas, Otokritik Kata

Trinitas adalah pengajaran Gereja tentang Allah yang tritunggal; bukan dalam arti tiga yang disatukan melainkan satu yang dikenal sebagai tiga. Bagaimana pun, pengertian trinitas akan selalu mempunyai celah ketidak-tuntasan dalam memberi atau menerima penjelasan.

Umat kristen bisa menerima penjelasan trinitas berdasar iman. Mereka yang bukan kristen tidak mempunyai landasan iman untuk menerimanya. Ketika tidak ada landasan iman maka yang menjadi andalan adalah landasan intelektualitas dan landasan kesan atau impresi yang subyektif.

Dalam pendapat saya, Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Bukan hanya menyelamatkan mereka yang telah menyebut diri kristen, tetapi juga semua yang masih berada dalam kesulitan untuk menerima Dia.

Dalam pendapat saya, salah satu tugas komunitas Gereja ke depan adalah untuk mampu mewartakan kebenaran ajaran Yesus Kristus secara utuh dan dalam suatu cara yang tidak menimbulkan ganjalan bagi kesan dan intelektualitas manusia yang masih minus iman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun