Mohon tunggu...
Pius Sumaktoyo
Pius Sumaktoyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - programmer lepas Ruby on Rails, C++

programmer komputer, wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Katolik Menjawab Eggi Sudjana tentang Trinitas (2)

9 Oktober 2017   17:13 Diperbarui: 10 Oktober 2017   06:37 2731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang menjadi tujuan hidup kristiani? Orang sering mengatakan bahwa tujuan dari hidup beragama adalah untuk bisa masuk surga. Menurut Yesus, tujuan hidup kristiani adalah hidup kekal. Dan, tentang itu Yesus mengungkapkan "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)'

Alkitab dan Perjalanan Iman Kristen

Injil dan Alkitab itu berbeda.

Injil adalah kabar baik berita keselamatan di dalam Kristus. Dalam bentuk tertulis, Injil adalah bagian dari Alkitab. Alkitab terdiri atas Kitab-Kitab Perjanjian Lama, (empat) Kitab Injil, Kisah Para Rasul, Surat-Surat para Rasul, dan Kitab Wahyu. Pengajaran Yesus ada di dalam Injil.

Alkitab adalah Injil dan kumpulan wahyu dan cara pewartaan tentang Yesus Kristus tentang Allah yang menjadi manusia.

Bagi intelektualitas yang tidak dilandasi iman akan Yesus, Alkitab seperti mengandung kompleksitas dan kontradiksi. Saya percaya, itu terjadi karena Alkitab disiapkan untuk menuntun bertumbuhnya kesadaran manusia yang berada dalam kompleksitas.

Bagi yang sedang mencari bukti kebenaran apakah Yesus Kristus sungguh Allah, dua ayat Alkitab yang berikut terasa kontradiktif dan tidak sejalan dengan hakekat keesaan yang sesuai dengan ekspektasi intelektualitas pencarian.

(Yohanes 10:30) "Aku dan Bapa adalah satu."

(Yohanes 14:28) ".... Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku."

Tetapi, iman akan Allah dengan kokoh percaya bahwa Allah mengetahui segala sesuatu dan Dia tidak mungkin salah. Dalam alur kepercayaan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang menjelma manusia, walau nampak seperti tidak sesuai dengan ekspektasi intelektualitas, saya percaya bahwa ayat-ayat tersebut tidak salah dalam arti, tidak bertentangan dengan keilahian Yesus.

Mengenal kebenaran di dalam yang nampak sebagai kontradiksi, itu adalah tanda bertumbuhnya pengenalan akan Allah yang telah menjadi manusia. Nanti, saya akan membahas lanjut kontradiksi tersebut.

Sebagai landasan / awal saya ingin mengutip lagi Yohanes 16:12-14,

(Yohanes 16:) (12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. (13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

Dengan kutipan tersebut saya ingin mengatakan: (1) Yesus mengetahui bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam menerima seluruh kebenaran pengajaran-Nya; (2) bahwa manusia akan bertumbuh dalam pimpinan dan dalam kerjasama dengan Roh Kebenaran; (3) bila pada kapan pun terjadi kekeliruan atau ketidaksepahaman dalam mewartakan kebenaran Injil, hendaklah kembali kepada Injil dan mendengar sungguh (kata-kata) Yesus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun