Tahun silam, 24 January 2018 di Hotel Aston Kupang diselenggarakan Digital Skill Launching yang bekerjasama Microsoft dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB).
Siapa kiranya yang tak mengenal Microsoft. Siapa pula yang tak mahfum sejarah Microsoft Word. Nyaris, hampir semua umat manusia di belahan bumi ini mengenal komputer atau minimal ketika di bangku sekolah pernah menggunakan Microsoft Word sebagai alat bantu mengerjakan tugas, menulis berita atau artikel dan berbagai kegunaan lainnya.Â
Yang belum tahu Microsoft, mungkin tersisa sedikit manusia.  Mereka itu yang  tinggal di pelosok nun jauh di pedalaman tanah air, di lembah yang jauh dari sentuhan pembangunan, termasuk mungkin beberapa tempat di Provinsi NTT. Mereka tak tahu mahluk apakah Microsoft itu.
Masifikasi penggunaan teknologi informasi juga sama kuatnya. Apalagi ada impian para Bupati dan Walikota, menjadikan kabupaten kota dan provinsi sebagai Smart City, Smart Province dan lain sebagainya. Bahkan kendali kontrol dan instruksi birokrasi ke depan melalui dunia maya. Bisnis mobil, sepeda motor, konveksi, sepatu, ikat pinggang, arloji begitu juga.
Bahkan, kini banyak jenis makanan dapat dipesan melalui smartphone. Begitu pun tukang cukur dapat menghampiri tempat di mana pemesan tinggal. Tampak pula implikasi masif yang terkesan seperti jadi korban dari revolusi industri ini ialah banyak gerai toko pakaian terpaksa tutup lantaran pakaian dapat dipesan melalui jaringan online.
Toko sepatu, parfum, pasta gigi dan aneka jenis barang kebutuhan dapat dipesan dengan lekas dan segera melalui jaringan bisnis online. Maka, sejarah relasi antarmanusia pun berubah.Â
Pertemuan antar-manusia berubah wajah dari face to face menuju face to smartphone. Kohesi sosial tidak lagi ditentukan oleh frekuensi perjuampaan fisik, melainkan ditentukan oleh perjumpaan maya melalui kepemilikan produk teknologi atau produk ilmu pengetahuan itu. Microsoft adalah satu dari jejaring bisnis handal terkemuka dan salah satu pengubah kultur global itu.
Tentang  apa, mengapa, bagaimana dan siapa penggerak awal di balik imperium bisnis Microsoft dapat ditelusuri melalui media internet. Sejarahnya pun dapat dicari. Profil Microsoft pun hingga kini dapat pula ditemukan perkembangannya. Tetapi, memang, fakta tak dapat dibantah. Dunia kini sungguh telah menyatu, bahkan masyarakat dunia telah menjadi network society (masyarakat berjejaringan).Â
Hal itu kian dipercepat oleh masifnya penggunaan teknologi digital di hampir semua pelosok dunia. Kita juga menyaksikan manusia kini sangat bergantung pada handphone. Bahkan lebih baik melupakan kekasih daripada melupakan handphone. Manusia sibuk sendiri-sendiri, tertawa sendiri, menangis sendiri dan seterusnya.
Implikasi lain yang tampak yaitu bahwa globalisasi pengaruh teknologi itu telah membawa dunia dalam sebaran serempak ideologi politik, mulai dari ideologi politik sangat radikal (radikalisme) di kiri atau sangat kiri, dan sangat reaksioner di kanan atau sangat kanan.