Mohon tunggu...
Pitut Saputra
Pitut Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Adventure || Pelukis || Penulis || Seniman

Hi' Im Freelance Adventure From Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memahami Peran Warna Dalam Pembentukan Identitas

31 Januari 2025   04:05 Diperbarui: 31 Januari 2025   04:05 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Dalam sebuah wadah karakter individu melebur menjadi warna komunal )

C. Karakter Organisasi :
1. Inovatif : Organisasi yang selalu mencari cara baru untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan.
2. Kolaboratif : Organisasi yang mendorong kerja sama dan komunikasi antara anggota.
3. Adaptif : Organisasi yang dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan.
4. Profesional : Organisasi yang memiliki standar tinggi dan mendorong anggota untuk memiliki kompetensi dan keterampilan yang baik.

Dari memahami warna dan karakter organisasi, kita dapat menggunakan warna yang tepat untuk merepresentasikan identitas dan tujuan organisasi, dengan demikian, pengembangan teori organisasi merupakan hasil kerja sama dan kontribusi dari banyak tokoh dan ilmuwan sepanjang sejarah, sebagai seorang yang bijak semestinya bisa membedakan antara karakter komunal dan karakter pribadi, sebab hal ini berpengaruh pada persepsi yang akan terbangun kedepan'nya.

Apabila sudah ada niatan ingin bergabung dalam sebuah wadah, maka ego dan karakter warna pribadi semestinya bisa menyesuaikan sebab dalam sebuah wadah komunal, warna yang tercipta adalah merupakan percampuran dari beragam karakter warna yang berbeda untuk kemudian menjadi satu membentuk karakter warna komunal, yang menjadi sebuah warna khas dalam sebuah pergerakan dan berujung pada penafsiran.

Karenanya tidak bijak bila menilai sebuah wadah atau organisasi berdasar dari warna dasar dan unsur-unsur pembentuknya, sebab dalam pergulatan waktu kesemua unsur pembentuk warna akan bercampur dalam sebuah wadah dan menghasilkan warna yang baru, karena'nya ini yang wajib untuk disadari bersama ketika kita mulai menilai sebuah organisasi atau wadah, tidak semerta-merta semua wadah itu identik dengan warna dasar penyusunnya, melainkan warna yang terbentuk adalah warna khas dari sebuah pergumulan proses dan laku kreatif sebuah organisasi dalam rangka mempersatukan perbedaan visi misi sehingga menjadi selaras dan bisa berjalan bersama.

( seorang yang bijak adalah mereka yang bisa membedakan warna pribadi dan warna komunal dalam sebuah kebersamaan )
( seorang yang bijak adalah mereka yang bisa membedakan warna pribadi dan warna komunal dalam sebuah kebersamaan )


Maka dalam hal penafsiran pun harus dipisahkan antara karakter komunal dan karakter dasar unsur penyusunnya, baik dan buruk itu subyektif dan relatif sifatnya, semua orang punya masa lalu dan background karakter bawaan masing-masing, dan kemudian dari hasil proses kreatifnya bersama menghasilkan warna khas yang unik, hasil dari pencampuran beragam warna dan karakter itulah yang disebut sebagai karakter komunal sebuah wadah atau organisasi.

Pro dan Kontra itu sudah biasa dalam sebuah pergerakan, itulah dinamika proses yang terus berkembang dan mengalami perubahan hingga suatu saat menemukan muara karakternya yang disebut "jati diri", dengan memahami karakter warna dan karakter organisasi, kita dapat menggunakan warna yang tepat untuk mencapai tujuan dan kesan yang diinginkan, selain itu, kita juga harus membedakan antara karakter komunal dan karakter pribadi untuk menghindari kesalahpahaman dan membangun hubungan yang harmonis dalam sebuah wadah atau organisasi.

( Pitut Saputra )

Sumber artikel :
Buku "Teori Warna" (Farbenlehre) karya Johan Wolfgang Von Goethe,
Buku "The Theory of Social and Economic Organization" karya Max Weber, Rangkuman opini dari beragam sumber serta google.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun