Mohon tunggu...
Pitut Saputra
Pitut Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Adventure || Pelukis || Penulis || Seniman

Hi' Im Freelance Adventure From Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memahami Peran Warna Dalam Pembentukan Identitas

31 Januari 2025   04:05 Diperbarui: 31 Januari 2025   04:05 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Dalam sebuah wadah karakter individu melebur menjadi warna komunal )

Contohnya, kita dapat membandingkan warna merah apel dengan warna merah baju, kedua warna ini memiliki kesamaan dalam hal warna, namun memiliki perbedaan dalam hal intensitas dan nuansa, dengan menggunakan analogi "aple to aple", kita dapat membandingkan kesamaan dan perbedaan antara kedua warna ini.

( Prinsip dasar penyusunan warna )
( Prinsip dasar penyusunan warna )

Kemudian karakter atau sifat seseorang adalah salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan kita juga, sebab karakter sifat seseorang dapat mempengaruhi perilaku, keputusan, dan hubungan kita dengan orang lain, dalam konteks karakter sifat seseorang, analogi "aple to aple" dapat digunakan untuk membandingkan sifat atau karakter yang sama atau serupa antara dua orang.

Kita dapat membuat perbandingan sifat kepemimpinan antara dua orang, misal kedua orang ini memiliki kesamaan dalam hal sifat kepemimpinan, namun memiliki perbedaan dalam hal gaya kepemimpinan dan pengalaman, dengan menggunakan analogi "aple to aple", kita dapat membandingkan kesamaan dan perbedaan diantara kedua sifat kepemimpinan tersebut.

Analogi "aple to aple" juga dapat digunakan untuk membandingkan warna dalam pantulan cahaya dan karakter sifat seseorang, dengan menggunakan analogi ini, kita dapat membandingkan kesamaan dan perbedaan antara dua hal yang berbeda, namun, perlu diingat bahwa analogi "aple to aple" tidak dapat digunakan untuk membandingkan hal-hal yang memiliki perbedaan yang signifikan.

Pernahkah kita memperhatikan bagaimana warna dapat memengaruhi suasana hati ? contoh warna merah dapat membuat anda merasa bersemangat, biru dapat menenangkan, dan kuning dapat membangkitkan rasa bahagia, warna tidak hanya sekadar pantulan cahaya, tetapi juga memiliki kekuatan untuk membentuk identitas dan persepsi kita.

Penemu rumus warna dari sumber google adalah Isaac Newton (1643-1727), seorang ilmuwan Inggris yang terkenal karena penelitiannya tentang cahaya dan warna, Newton menemukan bahwa cahaya putih dapat dipecah menjadi warna-warna yang berbeda melalui proses dispersi, yang kemudian dikenal sebagai spektrum warna.

Namun, perlu dicatat bahwa teori warna yang lebih lengkap dan sistematis dikembangkan oleh Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832), seorang ilmuwan dan filsuf Jerman, Goethe menulis buku "Teori Warna" (Farbenlehre) pada tahun 1810, yang menjelaskan tentang sifat-sifat warna dan bagaimana warna dapat dipahami dan digunakan dalam seni dan desain, selain itu, ada juga beberapa ilmuwan lain yang berkontribusi pada pengembangan teori warna, seperti :

- Philipp Otto Runge (1777-1810), seorang pelukis dan ilmuwan Jerman yang menemukan teori tentang warna-warna primer dan sekunder.
- Ewald Hering (1834-1918), seorang ilmuwan Jerman yang menemukan teori tentang warna-warna opponent, yang menjelaskan tentang bagaimana otak memproses warna.

Dengan demikian, pengembangan teori warna merupakan hasil kerja sama dan kontribusi dari banyak ilmuwan dan filsuf sepanjang sejarah, namun secara garis besar, berikut adalah beberapa konsep dasar dalam perumusan warna yang sempat saya pelajari pada saat kuliah di Institut Seni Indonesia ( ISI Solo & Denpasar, Bali ) :

A. Teori Warna :
1. Warna Primer : Warna pokok yang tidak bisa dibuat dari pencampuran warna lain, yaitu merah, biru, dan kuning.
2. Warna Sekunder : Warna yang dihasilkan dari pencampuran dua warna primer, yaitu hijau (biru + kuning), oranye (merah + kuning), dan ungu (biru + merah).
3. Warna Tersier : Warna yang dihasilkan dari pencampuran warna primer dan sekunder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun