Kurikulum merdeka juga menekankan aspek pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia yang terangkum dalam profil pelajar Pancasila, yaitu pelajar yang berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinnekaan global (Komalasari & Apriani, 2023: 61, Kalidjernih, 2011: 67, Kemendikbud, 2020).
Pembelajaran berdiferensiasi ini memberikan respon yang positif bagi berbagai pihak. Hasil penelitian Sarie (2022: 496) menunjukkan apreasiasi kepala sekolah terhadap pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi. Kepala sekolah bahkan menghimbau guru-guru agar melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelasnya. Guru merasa senang dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi  karena pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan.Â
Pembelajaran berdiferensiasi konten dan proses dapat memberikan kebermaknaan pengalaman belajar, sedangkan pembelajaran berdifernsiasi produk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kolaborasi antar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, nilai evaluasi formatif dengan pembelajaran diferensiasi menunjukkan nilai rata-rata 90 dengan kategori sangat baik. Orangtua murid juga merasa puas dan mendukung pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.
Adapun Pembelajaan PBL sangat baik di gunakan di kelas karena siswa akan terdorong untuk bertanya, berinteraksi secara aktif, berdiskusi, mengamati, berlatih, mempraktikkan dan mendemonstrasikan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.
Pada kesempatan ini penulis melakukan pembelajaran degan model PBL yang terintegrasi dengan pembelajaran berdiferensiasi, KSE dan budaya positif. KSE maksudnya adalah pembelajaran diutamakan berumuatan Kompetensi Sosial Emosional sehingga pembelajaran terasa sangat hangat dan harmonis. Relasi guru dan murid atupun murid dengan temannya terjalin dengan baik. Adapun budaya positif penulis mengupayakan agar pembelajaran senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan universal yang bisa diterima oleh semua kalangan murid dengan tidak membeda- bedakan ras, suku, Bahasa, dan agama.
 Semisal selalu membiasakan salam, senyum menyapa, berdoa dan selalu mengucapkan terimakasih, mohon maaf, permisi, dan syukur atas segala sesuatu yang ada pada sekeliling kita saat itu. Selain itu guru dan peserta didik selalu membuat kesepakatan kelas agar suasana kelas semakin kondusif. Apabila peserta didik terlihat bosan, maka guru dengan cepat membuat ice breaking.
Dalam hal belajar-mengajar sangatlah mungkin permasalahan yang penulis alami bisa saja terjadi pada pengalaman mengajar bapak/ibu guru diluar sana. Oleh karena itu, harapan penulis selain menjadi motivasi dan solusi untuk saya pribadi, juga ingin membagikan praktik baik ini agar bisa dijadikan motivasi juga referensi bagi rekan rekan guru yang mengalami hal sama. Sehingga memberikan nilai manfaat dan penuh makna dari setiap upaya yang kami lakukan.
Dalam proses pembelajran penulis berperan sebagai fasilitator dan pemimpin pembelajaran yang bertanggung jawab serta melaksanakan praktik pembelajaran dengan sebaik- baiknya. Penulis dalam hal tanggung jawab, beliau telah berupaya dalam mempersiapkan:
- Menyusun RPP
- Menyiapan bahan ajar
- Menyiapkan media pembelajaran (PPT/CANVA, Vidio, Musik instrument, smat TV, dan sarana gambar sebagai antisipasi terhadap gangguan teknis)
- Membuat dan melakukan tes kesiapan belajar (diagnostic)
- Menyusun LKPD 1, LKPD 2, dan LKPD 3 serta link quiziz
- Menyiapkan ice breaking yang menarik
- Berkolaborasi bersama teman sejawat dalam proses perekaman agar bisa dijadikan bahan refleksi pembelajaran kedepannya.
- Mengutamakan kebutuhan peserta didik/memihak kepada murid.
- Meminta umpan balik kepada dosen dan guru pamong maupun rekan sejawat.
Tantangan
Setelah melakukan analisis terhadap kajian literature, wawancara dengan rekan sejawat, Kepala Sekolah dan rekan Guru Penggerak, tantangan untuk mencapai tujuannya tersebut adalah:
- Guru membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempersiapkan pembelajaran berdiferensiasi KSE
- Fasilitas teknologi pembelajaran di sekolah terbatas.
- Tidak tersedia internet gratis untuk siswa (free Wifi) di sekolah
- Guru membutuhkan kolaborasi dengan pihak terkait dalam membantu kelancaran pembelajaran.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran  ini adalah:
- Guru yang menjadi fasilitator.
- Peserta didik sebagai subjek proses pembelajaran.
- Guru Pendamping sebagai pembimbing pembelajaran.
- Rekan sejawat dan juru kamera.