Kemudian, kenapa jenis pekerjaan yg diumumkan ke publik berbeda dengan jenis pekerjaan yg direalisasikan? Kenapa pekerjaan yang diklaim akan menggunakan metode padat karya justru diserahkan kepada kontraktor? Dan seterusnya...
Semoga ada yg mau mengangkat tangan untuk menjawab poin-poin di atas, bukan malah mencuci tangan lalu menyodorkan pion-pion kecil untuk menjadi tameng.*
---------
Sumber gambar: selatanindonesia.com, fakta-tts.com, TVRI Kupang dan dokumentasi pribadi.
*) Baca artikel Hancurnya Keindahan Alam Kebanggaan Kolbano oleh Dana Desa untuk lebih tahu konteksnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H