Mohon tunggu...
Pither Yurhans Lakapu
Pither Yurhans Lakapu Mohon Tunggu... Penulis - Pemitra (pejuang mielitis transversa)

Penulis buku "TEGAR!; Catatan Perjuangan Melawan Mielitis Transversa". Twitter: @pitherpung, blog: https://pitherpung.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Parodi] Seandainya Perang Kolbano Terjadi Tahun 2021

21 Mei 2021   08:50 Diperbarui: 21 Mei 2021   09:10 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya rakyat Kolbano-lah yang akan mengerjakannya sendiri selama tiga tahap, tetapi supaya cepat dan tidak merusak alam maka "Boi Kapitan" memerintahkan agar pekerjaan diserahkan kepada kontraktor besar. 

"Uang bisa dikembalikan tapi alam tak mungkin kalau sudah rusak," itu prinsipnya.

Alat berat pun dikerahkan untuk menggali jalur tangga di lereng bukit itu. Leu' musu ditanam menggunakan ekskavator, bahkan jalan setapak yang sudah ada ditabrak & diperlebar dengan oto' solo' (alat berat).

Seperti sulap! Proyek senyap Benteng Fatu Han rampung dalam sekejap dengan hasil sangat memuaskan.

Ide brilian tersebut membuat para meo tak harus bersembunyi di balik pohon dan batu untuk menyergap Belanda. Mereka hanya perlu menunggu pasukan kolonial dengan duduk-duduk di gazebo sambil karaoke lagu "Oto Bis Dis-tum-tum". Jika mengantuk, mereka berbaring sejenak di villa. Kedatangan pasukan kaes muti' dipantau dari spot foto sambil menikmati indahnya Pantai Kolbano.

Belanda pun berhasil dihalau dengan mudah. Denda Rp. 500 juta diselamatkan dari penjajah yang hendak menyengsarakan warga. Alamnya tetap indah lestari. Benteng modern Bukit Fatu Han lalu dijadikan tempat wisata berkelas internasional yang dikelola BUMDes. Rakyat Kolbano pun semakin aman dan sejahtera.*

---------

Diedit dari status Facebook pribadi (15/5/2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun