Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minto dan Claret

25 Oktober 2020   08:47 Diperbarui: 25 Oktober 2020   08:56 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perayaan 150 tahun kematian St. Antonius Maria Claret (Dokpri)

Untuk sahabat!

Kukirimkan lagi suratku dari Kota Karang. Surat yang kesekian!

Suatu hari Gibran pernah bernarasi tentang cinta.

"Apabila cinta memberi isyarat padamu, ikutilah dia. Walau jalannya sukar dan curam. Dan pabila sayapnya memelukmu, menyeralah kepadanya. Walaupun pedang yang tersembunyi di antara hujung-hujung sayapnya bisa melukaimu. Dan kalau dia berbicara padamu percayalah padanya. Walau suaranya bisa menggetar mimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman. Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia akan menghukummu....."

Tentang cinta, aku juga teringat akan tulisan seorang sahabat: Claret, pecinta yang disandra, yang terasing. Sosok berbadan pendek yang merangkum cinta insani dan ilahi dalam kata dan tindakan. 

Dia yang mengikuti tuntunan cinta untuk sesama dan di akhir hidupnya mendapati dirinya dihukum oleh cinta yang tanpa batas, "Aku seperti seorang buronan". Rupanya benar, jika 'kamu mungkin menemukan cinta dan lalu kehilangannya'.

Sahabatku! Semalam kami perayakan pesta puncak 150 tahun Bapa Pendiri Putera-putera Hati Tak Bernoda Maria, St. Antonius Maria Claret. Perayaan tersebut serempak dengan persembahan diri keempat pemuda yang menyerah di hadapan cinta yang berdaulat. Yang ketika berhadapan dengannya, manusia tidak lagi dapat meminta, tapi memberi. Pesta tersebut juga menjadi momentum bagi seorang imam Claretian, Sipri Asa, CMF yang merayakan 25 tahun imamat. 

Dia adalah imam Claretian pertama yang kukenal ketika awal tes masuk ke dalam rumah formasi Claretian. Dan kedua perayaan ini disempurnakan dengan pelantikan Dewan Delegasi yang Baru, yang ketiganya pernah menjadi formator dan pengajar.

24 Oktober 2020 adalah tanggal yang dirayakan dengan banyak motivasi, dan mungkin, juga kecemasan. Karena pandemi belum berakhir. Segala program jangka panjang kandas, dan harus memulai dari yang baru: dengan meraba-raba dan seolah tidak ada yang benar-benar berarti. Kecemasan Global, Kongregasional, Delegasional, Komunal, dan Individual. Dan yang lain lagi adalah kecemasan familial.  

Sahabatku!  24 Oktober juga adalah hari pernikahan dari saudara laki-laki tertua dalam keluargaku, Darmintosius Karwayu. Dia menikah pada tahun 2014 dan saat itu aku bersama saudariku Irti tidak turut hadir. 

Namun aku dan Irti merayakannya di komunitas Pra Novisiat Claret Kupang, karena bertepatan dengan hari raya Bapa Pendiri, Uskup Claret. Mungkin inilah sebabnya, semalam aku sempat berpikir, bagaimana melihat Minto dalam mata Claret.

Minto itu sama sepertiku, orang Maumere namun lebih merasa Alor. Dari lahir kami di sana, dan jarang kembali ke kampung Bapak. Suatu hari Minto yang masih berusia remaja ditinggal oleh bapaknya ke negri Jiran, karena kampung halaman terasa belum menjanjikan apa-apa. 

Minto yang saat itu melihat adik-adiknya masih kecil dan kondisi ibu yang hanya berjualan kue, kemudian memutuskan menjadi supir truk. Tidak ada yang tahu, sudah berapa lama dia menjadi supir. Yang kutahu, menurut cerita, semenjak bapak pergi.

Sahabatku! Minto ini tidak banyak bicara. Lebih banyak bertindak. Suatu hari ia pernah mengeluh, "Coba dulu saya sekolah". Jadi demi kami adik-adiknya, dia putus sekolah agar kami dapat menyambung pendidikan, minimal SMA. 

Kami adik-adik bangga padanya, karena meskipun dia hanyalah supir, namun kami semua dapat merengguk sumur pengetahuan di sekolah Swasta, Yayasan Swastisari, yang kompleksnya berhadapan dengan Paroki Yesus Gembala Yang Baik-Kalabahi, Alor.

Kalau dia dapat proyek, maka setiap Desember, kami adik-adiknya mendapat jata. Minimal bisa membeli pakaian atau sepatu baru di hari Natal. Dia tidak pernah bercerita tentang sebetapa lelahnya dia membawa muatan di tempat proyek. 

Tidak pernah dia bercerita seberapa banyak kali dia dimarahi oleh Bos Cinanya. Dan tidak pernah pula ia bercerita tentang mimpi dan kecemasannya, bahwa suatu hari nanti adik-adiknya akan menamatkan sekolah, memperoleh pekerjaan atau berkeluarga, dan melupakannya. 

Di atas segalanya, dia adalah Bapak bagi adik-adiknya. Sejak dulu kalau ditanya kapan menikah, dia selalu menjawab: "Saya masih menjaga mama dan adik-adik". Baru saat di antara kami ada yang PNS, berkeluarga, dan dua adiknya lanjut di perguruan tinggi, Minto lalu memutuskan menikah di tanggal 24 Oktober 2014.

Sahabatku! Aku rasa Minto tidak pernah sadar, bahwa tanggal pernikahannya adalah tanggal di mana Claret berada di batas mimpinya sebagai misionaris. Dan aku juga merasa bahwa, Claret tidak pernah membayangkan di balik hamparan gunung yang ia saksikan dari Fonfroide-Perancis, ada sebuah kampung di Indonesia, "Tombang", seorang pemuda yang kelak akan merelakan seorang adiknya bergabung ke dalam kongregasi yang Claret dirikan. Minto dan Claret adalah pecinta tanpa kata, banyak tindak, perantau yang lelah namun telah memenangkan banyak jiwa.

Sahabatku! Kuakhiri surat ini dalam doa dan kerinduan untuk kalian para sahabat di ketepian Babilon.

Selamat pesta 150 tahun St. Antonius Maria Claret dan selamat hari pernikahan yang ke-6 untuk Kakak Darmintosius Karwayu sekeluarga di Tombang-Alor. Titip mama untukku. Dan semoga Bapak Arnoldus Karwayu mendoakanmu dari surga yang sampai saat ini belum kita lihat.

Warm Regard

Kupang 25 Oktober 2020.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun