Menganyam cinta kepada alam dan sesama masa ia?
Ia, karena merajut, merenda, menyulam cinta untuk alam dan sesama sepertinya kian sirna sesungguhnya harus ada
Alam menyapa dengan keramahan, sementara kita dan sesama menyapa dengan amarah dan serakah itu yang ada
Cinta kepada alam dan sesama sejatinya serupa dengan citra Sang Pencipta untuk saling menyapaÂ
Cinta, alam dan sesama hanya kata dan wujud yang nyata agar ia menjadi realita bukan cerita belaka
Bila ia nyata menjadi realita berarti ada cinta, alam dan sesama yang selaras
Menganyam berarti pula merajut asa akan cinta, alam dan sesama semestinya Bersama-sama
Bukan terpisah atau hilang lenyap tak bertuan entah kemana dan semakin meranggas
Hutan alam mengajarkan kita dan sesama tentang cinta yang tulus bukan serakah atau rakus
Tulus bukan hangus hilang tak bersisa hingga menjadi abu debu tak bertuan
Cinta akan nafas alam, kita dan sesama kiranya boleh merajut hingga berlanjut sampai selamanya
Kalah menjadi arang, menang jadi abu
Hutan alam bercerita kepada kita tentang pudarnya kadar cinta kita kepada alam dan sesama
Lihat, alam tak marah walau dalam diam ia menangis, dalam rupa ia menyana
Rupa-rupa cinta kita kepada alam dan sesama semakin terkikis habis tak bersisa
Kita seolah lupa kepada alam semesta bahwa semua bukan warisan tetapi titipan Maha Kuasa.
Â
Ketapang, 26/10/2023
Petrus Kanisius-Yayasan Palung