Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengintip Semesta

10 Oktober 2016   16:53 Diperbarui: 10 Oktober 2016   17:14 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cakrawala terkadang meredup ketika bias tingkah polah nafas yang tak kenal ampun.

Ragam yang dikata sebagai bencana kerap menghampiri seolah enggan berlalu.

Embun pagi tak lagi menyejukan jiwa karena menjelma menjadi butiran debu panas menyengat keringat.

Dia, mereka, kita semua akankah ingat akan aku?. Tentang aku terlahir apa tujuan sesungguhnya.

Menyana, tertera, terlukis, tergambar hingga tersiar, tentang aku semakin rebah terkulai layu.

Apakah engkau bahagia, menegokku dengan situasi begini?. Prihatin?. Peduli?. Atau diam membisu?.

Entahlah hanya Dia, mereka yang tahu.

Harapku, senenap nafas segala bernyawa masih boleh bernyanyi jua bersukacita.

@Ketapang, Kalbar 10 Oktober 2016

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun