Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengintip Semesta

10 Oktober 2016   16:53 Diperbarui: 10 Oktober 2016   17:14 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan hujan di Gunung Palung. Foto dok. Tri Wahyu Susanto, Yayasan Palung.

Aku adalah aku yang tidak lain adalah semesta, tempat berdiam ragam nafas. Kosmos yang kini dalam ruang dan waktu yang tak menentu.

Tetapi, apakah aku mampu tanpa dia atau mereka

 Aku, karena aku bukan siapa-siapa, aku dicipta di hari pertama dalam kisah penciptaan.  

Aku tak lain tak bukan sebagai tempatku hidup yang menjadi alfa dan omega.

Tetapi,

Aku tercipta bukan hanya untuk aku semata melainkan untukmu, untuk kita, kita semua juga bersama.

Aku terlahir untuk nafas segala bernyawa hingga waktu entah kapan berakhir.

Tanyaku dalam diam,

Sakit, jika terus (ter/di)sakiti mungkin kah masih ada rasa?.

Adakah saling peduli?.

Aku tercipta untuk pemenuhan, pemenuhan akan keberlanjutan.

Cakrawala terkadang meredup ketika bias tingkah polah nafas yang tak kenal ampun.

Ragam yang dikata sebagai bencana kerap menghampiri seolah enggan berlalu.

Embun pagi tak lagi menyejukan jiwa karena menjelma menjadi butiran debu panas menyengat keringat.

Dia, mereka, kita semua akankah ingat akan aku?. Tentang aku terlahir apa tujuan sesungguhnya.

Menyana, tertera, terlukis, tergambar hingga tersiar, tentang aku semakin rebah terkulai layu.

Apakah engkau bahagia, menegokku dengan situasi begini?. Prihatin?. Peduli?. Atau diam membisu?.

Entahlah hanya Dia, mereka yang tahu.

Harapku, senenap nafas segala bernyawa masih boleh bernyanyi jua bersukacita.

@Ketapang, Kalbar 10 Oktober 2016

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun