Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Segala Nafas Beradu Mengadu

12 Juli 2016   15:03 Diperbarui: 12 Juli 2016   15:22 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangis derita cepatlah berakhir,

Sayup suara kepak sayap juga paduan suara merdu isi rimba raya kian dinanti,

Sakit, tersakiti, itu telah terjadi,

Meniti tali mencari solusi,

Tangga, kursi, meja sering beradu sama seperti mengadu,

Mengadu mengatasnamakan mengampu, mengampu menjadi mampu,

Mampu menjadi jerat terjerat senjata makan tuan atas dosa mengatasnamakan daulat rakyat,

Terkunci di balik jeruji besi,

Berjuta hektar rimba tak bertuan terpancung, terpotong, terkikis oleh sarung pedang bernama tanda pena bertinta emas,

Akar rumput tergusur oleh tangan-tangan tidak terlihat bermuara para penjilat yang mengikat/terikat oknum pejabat,

Tinggal melarat hingga sekarat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun