"Saat meninggal itu kan tidak ada ketentuan kapan dan dimana, untuk itu dengan semakin banyaknya kelompok yang akan direkrut, harapannya nanti untuk tidak sulit lagi mencari pemandi jenazah," tutup Alkadri.
"Kita menyadari penanganan jenazah itu sangat berat karena membutuhkan mental yang bagus, spirit dan keberanian," katanya.
Andi Makkulau mengakui demikian susahnya melaksanakan salat jenazah ini sampai-sampai Allah dan Rasul SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh perawi hadits artinya barang siapa yang melaksanakan mengurus jenazah berdasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, mulai menyalati akan mendapatkan 1 qirat dan barangsiapa sampai menguburkan jenazah itu mendapatkan 2 qirat. Qirat itu sama dengan 1 Gunung Uhud.
Ketua Kemakmuran Masjid Babussalam berharap, dari pelatihan ini terbentuk kelompok yang melibatkan pemerintah, saling bersinergi ada perwakilan pemerintahan setempat.
"Juga melibatkan organisasi di bawah naungan Masjid Babussalam yaitu Majelis Dzikir Al Iklas yang memelopori terbentuknya pelatihan ini kemudian Majelis taklim ibu-ibu mempelajari ini," ucap Andi Makkulau.
Ketua Kemakmuran Masjid Babussalam RW. 10 BPS menambahkan, sebagaimana disebut ketua RW 10, pada kesempatan ini sebelum membuka acara pelatihan ini saya ingin juga sekaligus meresmikan nama kelompok dinamakan Pengabdian Sosial Masjid Babussalam disingkat PSM BS.
Hadir Ketua RW 10 Kompol Drs. A. Alkadri, SH, MH. Ketua Umum Kemakmuran Masjid Babusasalam, Andi Makkulau SE MM, QIA.
Nampak pula Imam Masjid Babussalam, H. Andi Ramli, Ketua Panitia Penyelenggara Majelis Al-Ikhlas Babussalam, Andi Rauf Rahim, serta perwakilan 12 RT se RW 10 BPS serta beberapa awak media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H