Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Revolusi Hijau

28 Januari 2019   19:24 Diperbarui: 28 Januari 2019   19:31 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kucoba mengukir kembali bait-bait kalimat untuk alam...

Lembar demi lembar kucurahkan tentang lingkungan serta hutan...

Kugaungkan suara-suara hutan di keheningan tumbangnya pepohonan...

Perlahan terbabat habis tedera raungan chain show memekakakkan gendang telinga...

Tangan-tangan kekar, bermuka gahar merambah kesucian hutan perawan...

Diambil kayunya, lalu dijual

Revolusi hijau menggema pilu, memanggil tuk berbuat sesuatu..

Tapi Revolusi Hijau tak mampu memberi arah atau serupa warna lalu pudar begitu saja...

Keinginanku menggumpal demi waktu yang tak pernah menipu....

Pusarkan keraguan searah temaramnya sinar purnama rembulan

Sebab...
Waktu begitu cepat berlalu

Kaki terus berjalan, sementara jarak terus menjauh...

Dan  melumpuh...

Akhirnya...
Aku hanya mampu menulis revolusi hijau berupa angan semata....

Tentang hutan...
Tentang sampah...
Tentang lingkungan

Juga...
Tentang teriakan ingkar sang perambah rimba raya.

Revolusi hijauku memencil serupa kerdil...
 
Revolusi hijau berduka, kadang mati karam pada kekejaman zaman...

Begitulah Revolusi hijau menjelma tiada makna....

Menetes dari rerantingan kering, dari pohon yang juga terdegradasi....

Lalu,
Berguguran bersama dedaunan menguning...

Revolusi Hijauku terhempas betonisasi masa kini

Deskripsinya tak terkonsep dalam bentuk tong sampah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun