Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksi | Catatan Orang Pinggiran dari Bibir Kolam

16 Januari 2019   21:05 Diperbarui: 16 Januari 2019   21:12 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Catatan kecil orang pinggiran dari bibir kolam terlempar dari jajaran elite pemegang saham kolam kaca beraset jutaan rupiah.

Catatan dari bibir Kolam oleh orang pinggiran tak ubahnya kejahatan tinta digital.

Saya hanyalah penonton, tak ada yang mampu memenjarakan pikiran di era Keterbukaan Informasi Publik.

Orang pinggiran hanyalah penonton dari pinggir. Ternyata menonton dari pinggir kolam nampak indah memesona citra aura.

Sebagai perantau dipinggiran ibukota, saya tidak tahu persis isi dalam kolam beragam mewahnya. 

Bahkan materialnya saja seharga Alfart, Innova maupun Ferrari. 

Kedalaman kolam pun aku tak tahu, dan memang tak manu tahu.

Bagaimana air kolamnya?
Apakah dingin, hangat, atau panas

Dengan segala keterbatasanku, tanpa sanak saudara tetap berjalan sendiri berusaha mencari tahu

Tahu dengan tempe tanpa campuran jagung atau kacang asal China memilah nalar sehat

Tapi mungkin berbeda dengan mereka yang didalam kolam nan indah dikelilingi pelindung-pelindung berbadan sehat, wal"afiat

Mereka lebih tahu kondisi kolam nan indah itu, orang pinggiran tak berharap banyak, sekedar berharap catatan dan testimoni dari pemilik dan pelindung kolam.

Tetap bersyukur pada sang Khalik, Masih bisa menikmati kolam nan indah berbalut keramik dibawah perlindungan tebalnya kaca ribben anti peluru

Senang melihatnya walau cuma dari pinggir, moga tidak terusik

Terusik dengan kehadiranku di pinggir kolam

Terusik dengan catatan binalku: Apa salahnya orang pinggiran mencatatnya dari bibir Kolam

Penghuni kolam kegerahan begitu penonton pinggiran menebar umpan....

Seolah umpan itu hanya basa-basi tanpa logika...

Hanya retorika....

Beda halnya umpan itu gula-gula...

Pastilah penikmat kolam dimanja agar tak mengusik ketenangan habitat kolam sang mandor yang tak lagi muda.

Ujung-ujungnya orang pinggiran terasingkan atau sengaja diasingkan?

Tak enak menyebutnya DIBUNGKAM....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun