Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hikmah di Balik BRT, Mengitari Kota Daeng Bersama Orang Tercinta Bukan Sekadar Cerita

8 Februari 2016   07:31 Diperbarui: 9 Februari 2016   01:51 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setibanya di tempat tujuan, bergegas kami turun menuju MaRi Mall bertepatan dengan jam makan siang, perut pun keroncongan segera kami mencari lokasi tempat makan terdekat. Sang istri merekomendasikan tempat makan siang jaraknya agak jauh dari Mall berhadapan dengan jalan raya Sam Ratulagi dahulunya gedung cinema 21, memaksa kami kudu jalan keluar untuk menuju tempat makan tadi. Sebut saja KFC, siapa yang tidak mengenal Kentucky Fried Chicken (KFC) sebuah waralaba (franchise) ayam goreng identik dengan logo “sosok pak tua berjenggot” paling terkenal diseluruh dunia.

Ma’af sekedar share informasi, tidak bermaksud menggurui. Mungkin sudah banyak orang yang langsung mengenal orang berjenggot yang terdapat pada logo KFC, namun tidak tahu siapa sesungguhnya sosok yang dimaksud? “ia adalah Kolonel Harland Sanders lahir pada 9 september 1890 penemu resep asli KFC pada usia 65 tahun aktif bisnis ayam, hingga kini usahanya dikenal Kentucky Fried Chicken (KFC). Outletnya jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan yang semuanya tersebar diseluruh penjuru dunia, memiliki omset terbesar, tempat makan cepat saji khas Amerika pilihan istri.


Makanan cepat saji melalui petugas menggunakan sistem take away (bayar di tempat bawa, makan lantas pulang). Belum cukup sampai disitu kekaguman saya akan kebersihan tempat makan ini, selain desainnya modern dengan segala fasilitas serba istimewa, tempat makan (KFC) telah menggunakan kran air ramah lingkungan dengan memakai sistem sensor guna menghemat air, cara kerja kran sangat simple, ketika ingin membasuh tangan setelah selesai makan tepat dibawah kran, maka sensor akan mengalirkan air, tangan kita angkat/tarik otomatis dengan sendirinya kran air mati, canggih kan? Secara tersirat maupun tersurat kran ini telah menohok diri saya, memberi kesan gunakan air seperlunya alias “HEMAT AIR” tanpa banyak komentar, tapi bukti.

Setelah dirasa cukup dan sejenak menginjakkan kaki di Mall, kami memutuskan “pulang,” permasalahan timbul ketika ingin kembali pulang dari MaRI Mall ke Sudiang. Terlebih dahulu harus naik BRT rute Trans Studio, jarak tempuhnya lumayan jauh, dari Trans Studio Mall berganti BRT rute Mall Panakukkang sebagai titik berkumpul.

Kami pun bertanya kepada petugas agar jangan berputar-putar terlalu lama, atas petunjuk petugas halte BRT kami menempuh alternatif terlebih dahulu menggunakan angkot/mikrolet jarak dekat jurusan Karlink (Karebosi Link)-Sentral, kami akhirnya mengambil angkot lantas turun di Halte Karlink, dan menunggu BRT yang datang melanjutkan perjalanan dari Karlink ke MP.

Dari halte MP berganti bus melanjutkan perjalanan menggunakan BRT koridor 3 rute sudiang-bandara, menuju perjalanan pulang. Keterbatasan armada merupakan kendala paling penting, sehingga perlu waktu agak lama dalam menunggu bus rute sudiang-bandara.

Apa pun kekurangannya, pengalaman kami naik BRT membuat istri sedikit “menggerutu” karena harus berpindah-pindah seperti “kutu loncat,” sesampai di rumah istri marah-marah menyatakan “kapok” lebih memilih menunggangi kendaraan roda dua mempercepat arah tujuan. Ambil saja hikmahnya, ada plus pasti ada minus, sebaliknya tidak akan ada minus kalau tidak ada plus...bingung kan!!!

Kami tiba dengan selamat. Sebuah pengalaman yang cukup menyenangkan sekaligus memusingkan. Semoga kedepannya akan dibangun lebih banyak halte serta armada BRT demi menjangkau segala rute, memenuhi pelayanan prima terhadap masyarakat perkotaan, di mana masyarakat kota awalnya “gengsi” naik bus, karena memiliki kendaraan pribadi maupun kendaraan dinas perlahan beralih “mau” naik BRT, harga tiket murah, dan bisa juga semakin dekat dengan sesama penumpang selama dalam perjalanan hingga sampai dengan selamat kembali di rumah.

Sekarang!!! Ayo simpan kendaraan pribadi/dinas kalian di rumah maupun kantor, atau tempat-tempat parkir yang disediakan pemerintah kota setempat dan mulai beralih menggunakan BRT guna membantu mengurangi kemacetan.

Apakah anda punya nyali untuk mencobanya?


Makassar, 6 Februari 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun