Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkunjung ke Bantimurung, “Murung” Jadi “Urung”

26 Desember 2015   11:49 Diperbarui: 26 Desember 2015   17:28 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kupu-kupu yang diawetkan untuk di perjual belikan"]

[/caption]Telah nampak tanda kehancuran di muka bumi, ini terbukti dari menyusutnya spesies kupu-kupu dan habitat lain di kawasan bantimurung akibat ulah tangan manusia, kini mencari informasi publik mengenai kupu-kupu hidup kian langka, kecuali dalam bentuk diawetkan, sungguh mengecewakan saya sebagai pengunjung obyek wisata alam bantimurung, harapan tidak sesuai kenyataan.

Setelah dirasa cukup lelah mengitari obyek wisata alam bantimurung, kami pun beranjak pulang jalan kaki menuju pintu gerbang karena tidak tersedia fasilitas armada antar jemput ke luar bantimurung bagi pejalan kaki.

[caption caption="kontainer sampah kosong"]

[/caption]

[caption caption="tumpukan sampah di tepian sungai bantimurung"]

[/caption]Di tengah perjalanan lagi-lagi tatapanku tertuju pada sesuatu diluar dugaan. Timbul rasa penasaran, kami mencoba mendekati sekaligus mengabadikan lokasi yang dimaksud, begitu mendekat tercium lah aroma tidak sedap dari gunungan sampah sekitar sungai bantimurung, memang lokasinya agak jauh dari obyek wisata, namun demikian tetap saja merusak pemandangan. Sampah menumpuk begitu saja pada tepian sungai, padahal di tempat tersebut terdapat sebuah kontainer truk sampah dalam keadaan kosong, sampah merupakan momok yang menakutkan, ini tak lepas dari ulah kita sendiri buang sampah sembarangan.

“Jangan ki mengotori kalau tidak mau membersihkan,” parah!!!

Makassar, 26 Desember 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun