[caption caption="kupu-kupu yang diawetkan untuk di perjual belikan"]
[/caption]Telah nampak tanda kehancuran di muka bumi, ini terbukti dari menyusutnya spesies kupu-kupu dan habitat lain di kawasan bantimurung akibat ulah tangan manusia, kini mencari informasi publik mengenai kupu-kupu hidup kian langka, kecuali dalam bentuk diawetkan, sungguh mengecewakan saya sebagai pengunjung obyek wisata alam bantimurung, harapan tidak sesuai kenyataan.
Setelah dirasa cukup lelah mengitari obyek wisata alam bantimurung, kami pun beranjak pulang jalan kaki menuju pintu gerbang karena tidak tersedia fasilitas armada antar jemput ke luar bantimurung bagi pejalan kaki.
[caption caption="kontainer sampah kosong"]
[/caption]
[caption caption="tumpukan sampah di tepian sungai bantimurung"]
[/caption]Di tengah perjalanan lagi-lagi tatapanku tertuju pada sesuatu diluar dugaan. Timbul rasa penasaran, kami mencoba mendekati sekaligus mengabadikan lokasi yang dimaksud, begitu mendekat tercium lah aroma tidak sedap dari gunungan sampah sekitar sungai bantimurung, memang lokasinya agak jauh dari obyek wisata, namun demikian tetap saja merusak pemandangan.
Sampah menumpuk begitu saja pada tepian sungai, padahal di tempat tersebut terdapat sebuah kontainer truk sampah dalam keadaan kosong, sampah merupakan momok yang menakutkan, ini tak lepas dari ulah kita sendiri buang sampah sembarangan.
“Jangan ki mengotori kalau tidak mau membersihkan,” parah!!!
Makassar, 26 Desember 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya