Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Tidak ada yang spesial dengan saya, saya hanya berusaha selalu menjadi seorang pemelajar dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Guru dan Falsafah Pengendalian

14 Agustus 2024   22:39 Diperbarui: 15 Agustus 2024   09:08 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru dan falsafah pengendalian Hastabrata

Falsafah kedua yang saya bahas adalah pengendalian hastabrata, dalam bahasa sansakerta hasta berarti delapan dan brata berarti pengendalian, istilah hastabrata berasal dari kitab hindu yang menasbihkan tolok ukur manusia yang baik adalah manusia yang mampu mengendalikan delapan unsur sifat-sifat dewa. Kedelapan unsur tersebut adalah bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang.

Jika kita kaitkan dengan falsafah pengendalian Avatar di atas, maka saya bisa memasukkan empat unsur pengendalian hastabrata ke dalam unsur pengendalian avatar, meski dalam hal ini tentu akan muncul persepsi lain, empat unsur dimaksud adalah bumi sebagai tanah, api sebagai api, samudra sebagai air, dan angin sebagai udara. Maka jika mengacu pada pengelompokan tersebut, saya akan coba menjelaskan empat pengendalian hastabrata lain yang tidak termasuk dalam kelompok pengendalian avatar, yaitu:

Pengendalian matahari; Matahari adalah sumber energi kehidupan, kita percaya bahwa tanpa matahari dimungkinkan tak akan pernah ada kehidupan, lewat matahari manusia hidup dan beraktivitas. Guru yang mampu mengendalikan unsur matahari mampu mengendalikan energi yang disalurkan kepada murid, bentuk energi yang disalurkan dapat berupa visi, tujuan dan alasan kebaikan setiap tindakan murid, sehingga murid paham darimana dan kemana mereka hidup. Satu yang menarik bagi saya terkait matahari, diperhatikan atau tidak, disadari atau tidak, dipuji atau tidak, matahari akan terus bersinar memberikan energi dan memberi manfaat pada manusia.

Pengendalian langit; Langit merupakan atap bumi, cakrawala yang sangat luas, mampu mengendalikan unsur langit bagi seorang guru adalah simbol mengelola keluasan ilmu pengetahuan dan pengalaman, sosok manusia yang memperlihatkan luasnya kompetensi, pengetahuan serta kecakapan yang dapat diajarkan kepada muridnya.

Pengendalian bulan; Bulan yang dipandang malah hari, mendatangkan perasaan damai meski dalam gelap, filosofis ini dibutuhkan guru untuk menjadi sosok yang memberikan kedamaian pada muridnya. Rasa damai dan nyaman dapat memberikan harapan pada murid saat murid butuh kenyamanan dan harapan, guru diharapkan mampu memberi asa meski gelap menyelimuti malam, memberi harap meski berada di fase keputusasaan.

Pengendalian bintang; Bagi saya bintang merupakan unsur alam paling indah yang dapat dilihat ketika malam. Tidak hanya indah, ia memberikan arah mata angin pada mereka yang membutuhkan. Guru yang mampu mengendalikan unsur bintang menjadi penuntun arah bagi muridnya. Menjadi penuntun atau pengarah artinya menjadi sebuah inspirasi bagi murid untuk bergerak menuju sesuatu, guru tahu tujuan yang harus dicapai murid, guru tahu rintangan yang akan dihadapi murid, lalu guru memposisikan diri sebagai penunjuk arah, melalui jalan mana yang terbaik dalam mencapainya.

Guru dan Falsafah pengendalian dalam Tri Tangtu Di Buana

Falsafah ketiga yang saya bahas adalah konsep trias politica masyarakat sunda yang dikenal dengan tri tangtu di buana, bahwa masyarakat sunda percaya ada tiga kelompok manusia yang mengatur kehidupan di dunia, yaitu ratu, rama dan resi. Dalam kehidupan modern ratu identik dengan eksekutif, rama identik dengan legislatif dan resi identik dengan yudikatif. 

Tidak akan terlalu dalam saya membahas peran trias politica sunda (ratu, rama dan resi) tersebut, karena pada dasarnya memiliki pengertian dan fungsi yang sama dengan trias politica modern (eksekutif, legislatif dan yudikatif), yang saya tertarik adalah kemampuan yang harus dimiliki (pengendalian yang dimiliki) oleh ketiga kategori kelompok tersebut yang saya coba uraikan sebagai berikut.

Ratu harus mampu “ngagurat batu”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun