Tiba-tiba Yudha sudah berdiri di belakang Prita. Ia memeluk dari belakang...
"Ahhh...", pekik kecil Prita. ia betul-betul terkejut. Saat itu Prita sudah tak sempat berfikir lagi karena Yudha sudah menggendongnya ke tempat tidur. Sesaat kemudian Yudha telah menaklukkan Prita. Hanya suara desah dan jerit kecil mereka berdua yang terdengar silih berganti.
Saat Prita kembali terbangun pagi itu, ia tertegun pada sebuah kado kecil di meja riasnya. Â Diambilnya pelan, sambil membuka tutupnya hati-hati. kado apa ini?. pikirnya.
"Happy Our Anniversary, my dear Prita". tulisan itu berbunyi.
Prita ternganga, kaget bukan main. Aku melupakan hari ulang tahun pernikahan kami? Ya Allah. Aku sudah melewatkan momen mesraku dengan suamiku ...ampuni aku, Ya Allah.....hati kecil Prita menyesali.
Namun, ada suara lain dalam hatinya...."Satu sama..." suara itu terdengar seperti orang yang puas membalas dendam
Prita terduduk lemas di pembaringannya. Kini ia menyadari, Â ternyata ia tak pernah benar-benar memaafkan suaminya yang pernah diketahuinya dekat dengan Viola, mantan sekretarisnya yang kini telah keluar dari pekerjaan tak lama setelah hubungannya dengan suaminya diketahui oleh Prita.
Mungkin karena aku tak bisa  percaya seratus persen lagi pada suamiku ....
Hatiku sudah pernah terluka, namun hingga saat ini luka itu belum kering. Ia teringat Dito. Pria muda yang datang dan berusaha mengobati luka hatiku. Tampaknya kamu berhasil, Dito. Tapi mengapa aku tidak merasa bahagia? tanya hati Prita
Apa yang kucari?......terus dan terus hati Prita bertanya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H