Mohon tunggu...
Pipiet Suara Hati
Pipiet Suara Hati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis suara hati sebebas Pipiet bernyanyi sesuka hatinya....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta 2 Dunia

6 April 2012   04:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:58 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba-tiba Yudha sudah berdiri di belakang Prita. Ia memeluk dari belakang...

"Ahhh...", pekik kecil Prita.  ia betul-betul terkejut. Saat itu Prita sudah tak sempat berfikir lagi karena Yudha sudah menggendongnya ke tempat tidur. Sesaat kemudian Yudha telah menaklukkan Prita. Hanya suara desah dan jerit kecil mereka berdua yang terdengar silih berganti.

Saat Prita kembali terbangun pagi itu, ia tertegun pada sebuah kado kecil di meja riasnya.  Diambilnya pelan, sambil membuka tutupnya hati-hati. kado apa ini?. pikirnya.

"Happy Our Anniversary, my dear Prita". tulisan itu berbunyi.

Prita ternganga, kaget bukan main. Aku melupakan hari ulang tahun pernikahan kami? Ya Allah. Aku sudah melewatkan momen mesraku dengan suamiku ...ampuni aku, Ya Allah.....hati kecil Prita menyesali.

Namun, ada suara lain dalam hatinya...."Satu sama..." suara itu terdengar seperti orang yang puas membalas dendam

Prita terduduk lemas di pembaringannya. Kini ia menyadari,  ternyata ia tak pernah benar-benar memaafkan suaminya yang pernah diketahuinya dekat dengan Viola, mantan sekretarisnya yang kini telah keluar dari pekerjaan tak lama setelah hubungannya dengan suaminya diketahui oleh Prita.

Mungkin karena aku tak bisa  percaya seratus persen lagi pada suamiku ....

Hatiku sudah pernah terluka, namun hingga saat ini luka itu belum kering. Ia teringat Dito. Pria muda yang datang dan berusaha mengobati luka hatiku. Tampaknya kamu berhasil, Dito. Tapi mengapa aku tidak merasa bahagia? tanya hati Prita

Apa yang kucari?......terus dan terus hati Prita bertanya....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun