Mohon tunggu...
Pipiet Suara Hati
Pipiet Suara Hati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis suara hati sebebas Pipiet bernyanyi sesuka hatinya....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta 2 Dunia

6 April 2012   04:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:58 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prita terhenyak, tapi dengan cepat ia mengusir rasa asing yang tiba-tiba hinggap di hatinya. Susah payah ia mencoba mengembalikan rasio nya menjadi normal.

"Kenapa begitu? Apakah kamu tidak berfikir panjang dulu? Yang paling gampang, orang yang lihat kita saat ini akan menyangka kita adalah ibu dan anak, atau guru dan murid, atau tante dan..."

Belum selesai Prita bicara, Dito langsung memotong, "Aku tidak perduli apa kata orang. ini adalah perasaanku. Tidak boleh ada yang ikut campur!". Muka Dito tampak sedikit lebih tegang, tapi wajah tampannya makin membuat perasaan Prita tak karuan.

Prita tiba-tiba saja mengerti apa yang dirasakan oleh seorang artis berumur yang gundah saat berhubungan dengan pria yang jauh lebih muda. Si artis sampai harus pontang panting menghadapi reaksi publik, perlawanan orang tua pria itu serta bagaimana penerimaan anak-anaknya terhadap ayah barunya yang jauh lebih muda.

Konflik di hati Prita makin memuncak. Terlebih lagi ia menyadari, bila ia mengizinkan hatinya menyambut perasaan Dito ini, berarti ia berselingkuh. Ya, karena Prita masih hidup normal bersuamikan seorang manajer bank. Yudha Laksana, namanya. Akankah aku mengkhinati cinta mas Yudha?, bisik hatinya bertanya.

Namun gempuran Dito makin keras. Dito bilang," Aku tahu kamu sudah bersuami, tapi aku hanya ingin mengatakan perasaanku yang sebenarnya kepadamu. Jika kamu mau menerima aku sebagai kekasihmu apa adanya ,aku sangat bahagia. Aku janji, akan bahagiakan kamu".

Biasanya Prita akan bilang kepada anak atau keponakannya, " Hati-hati jangan sampai terpedaya bujuk rayu laki-laki asing. Bisa-bisa kamu terperosok ke dalam jurang kenistaan". Tapi kali ini, apakah aku yang akan membiarkan diriku terperosok jatuh?  Pastinya  tidak !!  tapi siapa bisa menjamin, kalau mereka saling tertarik?

***

Prita melipat mukenanya.  Entah mengapa, nama Dito mulai memasuki wilayah pribadinya dan menjadi salah seorang yang mulai sering ada dalam doa2nya belakangan ini. Ada apa ini, pikirnya.

Ia memandangi wajah dan sekujur tubuhnya di cermin. Biasa saja, gumamnya menilai bayangan di balik cermin. Apa yang kamu cari padaku, Dito? tanyanya lirih, seakan mencari jawab pada cermin itu.

Ia merasa semakin hari semakin dekat saja dengan Dito. Sudah pertemuan ke lima terjadi di tempat-tempat umum. Ia membayangkan kembali pertemuan-pertemuannya dengan Dito. Tersisa rasa manis di hatinya. Satu sisi dirinya menerima kehadiran Dito, sementara sisi lainnya menolak. Prita tak berani mengukur mana yang lebih besar antara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun