Mohon tunggu...
Agung_Pipied
Agung_Pipied Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat seni

Catatan Pasutri (Perjalanan Imajinasi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nasi Goreng (Jaminan) Idaman Wanita

5 Maret 2017   11:53 Diperbarui: 5 Maret 2017   22:01 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Termotivasi oleh Bangkangnasgor yang dulu jadi langganan saya, akhirnya saya berinisiatif buat nyari-nyari resep membuat nasi goreng yang paling mudah tapi enak rasanya. Kemudian saya carilah resep nasi goreng di internet yang sekiranya saya bisa.

Setelah mendapatkan resep, saya coba membuat dan didampngi ahlinya. Tau siapa ahlinya? Siapa lagi kalo bukan istri saya. Namun kali pertama mencoba, saya hanya mempraktikkan bagaimana menggoreng nasinya saja, karena bumbu-bumbu masih istri saya yang membuatkan, baik bumbu tumisan maupun bumbu pelengkap yang ditaburkan.

Awal praktik membuat nasi goreng, saya cukup berhasil. (maklum, kan didampingi gurunya). Namun, lantaran saya merasa bisa, akhirnya saya memberanikan diri membuat nasi goreng sendiri berbekal resep dari internet saat istri saya pulang telat kerena ada lembur di kantor. “sreng sreng sreng”,minyak sudah panas, bumbu tumis saya masukkan, telor Saya masukkan diorak arik, kemudian nasi dingin saya tuang dan saya goreng bergaya seperti Bangkangnasgor ‘sang inspirator’.

Setelah saya rasa nasi sudah berminyak dan berubah warna agak kuning kecoklatan, saya tambahkan garam, kecap dan saus seperti apa yang diberikan istri saya saat mendampingi saya memasak nasi goreng kali pertama.

Nampak nasi sudah berubah warna, setelah saya goreng-aduk menjadi coklat kemerahan. “Ummm, selesai juga, pasti uenak ini masakan”. Begitulah pikiran saya.

Sebelum saya tuangkan ke piring, saya icip dulu nasi goreng buatan saya. Waw, rasanya tidak seperti sebelumnya. Hanya pedas dari saus, sedikit asin dari garam dan aroma bawang putih saja. Bukan nasi goreng yang gurih dan nikmat seperti nasi goreng buatan saya sebelumnya.

Saya coba cari bumbu apa yang kurang dari masakan ini. Saya buka lagi resep dari internet. Saya angan-angan lagi bumbu apa lagi yang kurang. Apalagi saat itu waktu sudah mendekati selesainya jam lembur istri saya yang menandakan bahwa dia akan segera pulang.

Akhirnya saya berpikiran, “kan ini yang kurang rasa gurihnya, yang membuat nasi goreng bisa jadi enak dan nikmat”. Dengan cepat saya minta tolong sama mbah ‘google’ buat nyari : bumbu dapur yang membuat masakan menjadi gurih. Dan jawabannya adalah Monosodium Glutamate alias MSG.

Dengan cepat saya cari di tempat istri saya menyimpan bumbu dapur. Saya cari-cari dan akhirnya ketemu bumbu seperti garam tapi berkristal, berbungkus plastik bening dengan tulisan monosodium glutamate dengan cap berwarna merah.

Tanpa pikir panjang, kompor saya nyalakan kembali untuk memanaskan nasi goreng, lalu saya taburkan bumbu yang mirip kistal tadi, sreng sreng srengsaya goreng-aduk kembali dan kembali saya icip rasanya. “Wow, akhirnya rasa gurih yang saya cari sudah ku temukan lagi”. Alhamdulillah, dalam hati saya dengan rasa puas atas nikmat masakan nasi goreng saya.

Masih ada sisa waktu sebelum istri saya pulang. Saya siapkan nasi goreng di meja, saya tambahkan telor ceplok setengah matang kesukaan istri saya, dan tahu apa komentar istri saya? “Emmm,, aku suka nasi goreng ini. Uenak tenan”, katanya. Gimana mata saya gak berkaca-kaca coba denger istri bilang kalo masakannya enak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun