Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sekolah Jam 05.00 Pagi dan Serangan Fajar dalam Kemasan Politis

5 Maret 2023   21:05 Diperbarui: 5 Maret 2023   21:13 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dua orang siswa SMA yang beranjak sekolah/foto: VHP

Dari aneka pemberitaan terbaca jelas bahwa kita sedang menjamu kenyataan yang mencabik nurani oleh virus hedonisme yang terus mewabah, menjangkiti figur publik dan varian kebijakan publik yang memasung nalar. Kita kaget dengan kebaruan ini.

Salah satunya tentang instruksi masuk sekolah jam 05.00 pagi. Kebijakan parsial ini dilontarkan oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menjadi fokus karena melenggang viral bahkan mengukir sejarah cemerlang.

Tinta emas itu tercoret dalam lembar sejarah dari Nusa Tenggara Timur untuk dunia tentang terselenggaranya aktivitas pendidikan terpagi di dunia. Walaupun amanat itu hanya diberlakukan dibeberapa sekolah SMA di Kupang, NTT (CNBC Indonesia, Jumad 03/03/2023).

Sorak sanjungan itu keharusan sebagai motivasi. Kritikan diperbolehkan sebagai pembenahan. Tak luput pula analisis mengenai keterkaitan kebijakan dengan manuver politik pun dimungkingkan sehingga terbit kecerahan.

Perkara Sekolah Jam 05.00 pagi  

Aktualisasi kebijakan bersejarah ini tentunya mempromosikan kebiasaan. Meski terobosan ini merobek kemapanan, membongkar tata kultur akut namun asa menjadi gairah utama yang menggiring kita pada tapal batas pencapaian. Itu cita-cita luhur.

Namun kedisiplinan tetap pada pola pembentukan ekstrenal. Upaya ini tidak menjamin peningkatan kualitas pendidikan atau mengakarnya karakter pengetahuan dalam diri siswa. Bila gagal akan terjerambab dalam robotisasi pendidikan.

Bahaya robotisasi secara langsung mengusung kematian kreativitas dan mendulang kemandekan pertukaran ilmu serta mendekap kemajuan pengetahuan. Apalagi setiap tahapannya absen akan nilai yang menjadi panduan dasar generasi beraklak kelak.

Untuk itu, walaupun kehendak baik pemerintah untuk membaharui carut marutnya pendidikan di NTT namun suatu kebijakan tidak boleh mengingkari kebijkasanaan praktis. Maksudnya suatu putusan yang memberi rasa keadilan untuk semua.

Sayangnya, kebijakan ini diimplementasi hanya untuk beberapa sekolah di Kupang. Apakah NTT hanya Kupang. Apakah sekolah di NTT hanya SMA VI. Apakah ini cerminan suatu putusan yang diskriminatif? Entahlah.

Dari sinilah kita dapat mencerna aspek kematangan soal lemahnya kajian komprehensif dari kebijakan ini. Jika ini merupakan langkah uji coba seharusnya ada keterwakilan salah satu sekolah dari setiap kabupaten dan kota yang turut dilibatkan.

Dengan demikian rasa keadilan tidak dicabik dan pemajuan itu dinikmati secara bersama-sama. Atau mungkin SMA di Kupang lebih dekat untuk dipantau dengan berjalan kaki sehingga menekan inflasi. Mungkin!

Kewaspadaan dan ketakutan akan inflasi juga menggodok persoalan ekonomi di NTT.  Di pisisi tiga besar sebagai provinsi termiskin, orang NTT perlu jelas mendefenisikan arti miskin itu. Bahwa miskin berarti kecukupan minimun dalam kepemilikan uang.

Pertanyaannya, dengan keterbatasan finansial itu bagaimana mereka dapat mengakses pendidikan yang berkualitas. Sebaiknya upaya pemerintah adalah menfasilitasi siswa dengan mengratiskan pembiayaannya kemudian menuntut kedisiplinan.

Jika demikian kebijakan ini lebih bermutu, adil dan kontekstual.

Soal Arti Serangan Fajar

Serangan fajar merupakan dua frasa yakni serangan dan fajar. Serangan adalah suatu perbuatan menyerbu atau tindakan penyerbuan. Sedangkan fajar merupakan kondisi hari dimana matahari mengunjungi ufuk timur dan tampak cahaya kemerahan.

Secara harafiah serangan fajar artinya suatu penyerbuan menjelang matahari terbit. Pengertian ini jelas menjadi intrik propaganda  karena tanpa alasan bila tidak diletakan pada kontek dan praktek yang tepat.

Dari fakta terakumulasi bahwa serangan fajar itu adalah suatu gagasan yang kemudian terimplementasi dalam tindakan. Serangan fajar sebagai konsep potensial dalam menggaet tujuan. Aksi ini mengacu pada efektifitas gerakan dan efisiensi waktu.    

Serangan fajar merupakan suatu aktivitas yang terlaksana sebelum matahari terbit. Suatu dinamika yang berproses di dalam keremangan. Saat kekantukan masih merajalela. Bahkan sebagian orang masih dalam euforia mimpi yang mengasyikan.

Serangan fajar itu suatu tindakan yang mengawali hari. Dimana mata orang masih dikuasi kekabutan oleh gelap. Pun saat pikiran akan suatu rencana masih terpenjara dalam kekaburan. Mungkin juga saat akal masih dalam kekosongan.

Mungkinkah fenomena sekolah jam 05.00 pagi merupakan bagian dari serangan fajar? Soalnya ukuran waktu sangat akurat hanya saja konteks gerakan yang perlu masih dalam tabir yang harus dibuka.

Sekolah Jam 5 Pagi dan Serangan Fajar Dalam Kemasan Politis

Dalam wacana politik kontekstual, upaya perebutan kekuasaan dalam pemilu tahun 2024 mendatang menjadi agenda prioritas. Untuk itu, setiap calon pemimpin akan mempromosikan diri berserta programnya agar mendapat simpati masyarkat.

Kita perlu melucuti arti serangan fajar secara politis dalam pemilu dari dua sisi. Segi positif, serangan fajar adalah upaya kedinian. Dengan strategi komersialisasi seorang figur sehingga menarik hasrat publik.

Dari sisi negatif, serangan fajar adalah politik uang (money politic). Suatu strategi kemenangan dengan uang sebagai jalan meraih kekuasaan. Praktisnya satu hari atau pagi buta menjelang pemilu. Tujuannya agar pemilih merubah pilihannya.

Jadi serangan fajar juga merupakan gerakan politik. Suatu aktivitas terselubung maupun terbuka yang menitiberatkan pada aspek transaksional. Seperti promosi kebijakan dan program (positif) dan menawarkan proyek atau jabatan ataupun aksi menyumbat dengan uang (negatif).

Dalam nada positif, kebijakan sekolah jam 05.00 pagi bisa dikategorikan sebagai serangan fajar bukan suatu kampanye karena akan melanggar aturan. Tetapi lebih pada langkah promosi figur dengan ketegasan dan tekad juang dalam mengatasi suatu problem.

Sekali lagi sungguh disayangkan bahwa kebijakan itu baru muncul tepat di tahun terakhir masa kepempinan pak gubernur. Mengingat bahwa masa jabatan Gubernur akan berakhir 5 september 2023 yang akan datang.

Padahal problem pendidikan merupakan perkara yang pelik bahkan urgen yang harus menjadi awasan pemerintah secara kontinyu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun