Dari sinilah kita dapat mencerna aspek kematangan soal lemahnya kajian komprehensif dari kebijakan ini. Jika ini merupakan langkah uji coba seharusnya ada keterwakilan salah satu sekolah dari setiap kabupaten dan kota yang turut dilibatkan.
Dengan demikian rasa keadilan tidak dicabik dan pemajuan itu dinikmati secara bersama-sama. Atau mungkin SMA di Kupang lebih dekat untuk dipantau dengan berjalan kaki sehingga menekan inflasi. Mungkin!
Kewaspadaan dan ketakutan akan inflasi juga menggodok persoalan ekonomi di NTT. Â Di pisisi tiga besar sebagai provinsi termiskin, orang NTT perlu jelas mendefenisikan arti miskin itu. Bahwa miskin berarti kecukupan minimun dalam kepemilikan uang.
Pertanyaannya, dengan keterbatasan finansial itu bagaimana mereka dapat mengakses pendidikan yang berkualitas. Sebaiknya upaya pemerintah adalah menfasilitasi siswa dengan mengratiskan pembiayaannya kemudian menuntut kedisiplinan.
Jika demikian kebijakan ini lebih bermutu, adil dan kontekstual.
Soal Arti Serangan Fajar
Serangan fajar merupakan dua frasa yakni serangan dan fajar. Serangan adalah suatu perbuatan menyerbu atau tindakan penyerbuan. Sedangkan fajar merupakan kondisi hari dimana matahari mengunjungi ufuk timur dan tampak cahaya kemerahan.
Secara harafiah serangan fajar artinya suatu penyerbuan menjelang matahari terbit. Pengertian ini jelas menjadi intrik propaganda  karena tanpa alasan bila tidak diletakan pada kontek dan praktek yang tepat.
Dari fakta terakumulasi bahwa serangan fajar itu adalah suatu gagasan yang kemudian terimplementasi dalam tindakan. Serangan fajar sebagai konsep potensial dalam menggaet tujuan. Aksi ini mengacu pada efektifitas gerakan dan efisiensi waktu. Â Â
Serangan fajar merupakan suatu aktivitas yang terlaksana sebelum matahari terbit. Suatu dinamika yang berproses di dalam keremangan. Saat kekantukan masih merajalela. Bahkan sebagian orang masih dalam euforia mimpi yang mengasyikan.
Serangan fajar itu suatu tindakan yang mengawali hari. Dimana mata orang masih dikuasi kekabutan oleh gelap. Pun saat pikiran akan suatu rencana masih terpenjara dalam kekaburan. Mungkin juga saat akal masih dalam kekosongan.