Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sekolah Jam 05.00 Pagi dan Serangan Fajar dalam Kemasan Politis

5 Maret 2023   21:05 Diperbarui: 5 Maret 2023   21:13 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dua orang siswa SMA yang beranjak sekolah/foto: VHP

Mungkinkah fenomena sekolah jam 05.00 pagi merupakan bagian dari serangan fajar? Soalnya ukuran waktu sangat akurat hanya saja konteks gerakan yang perlu masih dalam tabir yang harus dibuka.

Sekolah Jam 5 Pagi dan Serangan Fajar Dalam Kemasan Politis

Dalam wacana politik kontekstual, upaya perebutan kekuasaan dalam pemilu tahun 2024 mendatang menjadi agenda prioritas. Untuk itu, setiap calon pemimpin akan mempromosikan diri berserta programnya agar mendapat simpati masyarkat.

Kita perlu melucuti arti serangan fajar secara politis dalam pemilu dari dua sisi. Segi positif, serangan fajar adalah upaya kedinian. Dengan strategi komersialisasi seorang figur sehingga menarik hasrat publik.

Dari sisi negatif, serangan fajar adalah politik uang (money politic). Suatu strategi kemenangan dengan uang sebagai jalan meraih kekuasaan. Praktisnya satu hari atau pagi buta menjelang pemilu. Tujuannya agar pemilih merubah pilihannya.

Jadi serangan fajar juga merupakan gerakan politik. Suatu aktivitas terselubung maupun terbuka yang menitiberatkan pada aspek transaksional. Seperti promosi kebijakan dan program (positif) dan menawarkan proyek atau jabatan ataupun aksi menyumbat dengan uang (negatif).

Dalam nada positif, kebijakan sekolah jam 05.00 pagi bisa dikategorikan sebagai serangan fajar bukan suatu kampanye karena akan melanggar aturan. Tetapi lebih pada langkah promosi figur dengan ketegasan dan tekad juang dalam mengatasi suatu problem.

Sekali lagi sungguh disayangkan bahwa kebijakan itu baru muncul tepat di tahun terakhir masa kepempinan pak gubernur. Mengingat bahwa masa jabatan Gubernur akan berakhir 5 september 2023 yang akan datang.

Padahal problem pendidikan merupakan perkara yang pelik bahkan urgen yang harus menjadi awasan pemerintah secara kontinyu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun