Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkara Sumbu dan "Kami" dalam Utopia Valentine Day, Miris!

13 Februari 2022   11:55 Diperbarui: 13 Februari 2022   12:12 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun itulah cerita tentang kebersamaan yang terlihat pupus dalam polesan ketakpastian. Mungkin terlihat dan terdengar demikian.

Mungkin kami ibarat orang-orang "gila" yang sedang menyalakan pelita di siang hari. Berharap akbar dengan kepastian tak tentu.

Namun kami punya sumbu walau begitu kecil tak berarti dengan terang bahagia di malam ini. Tetapi kami harus menjaga sumbu ini tuk tetap bernyala.

Bahkan harus tetap bernyala dalam gelap maupun terang.

Sebab 1 atau 2 tangan tak pernah cukup jemarinya untuk menutupi nyala pelita ketika badai angin menerpa.

Kami juga harus menjaga air tetap berpadu minyak ini.

Tetap bersama dalam kesatuan namun tak sama.

Kami tetap berbeda dalam kebersamaan.

Perbedaanlah yang akan terus membiarkan "sumbu terapung" ini tak redup oleh kedinginan malam.

Dengan perbedaan, kami menghisai cerita yang tak pernah mendua.

Cerita, Aku "ALL", tak pernah kehilangan lagi kekurangan dalam kebersamaam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun