Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keringat Perempuan NTT Menghiasi "Tahun Berlian" Indonesia di Istana Merdeka Jakarta

26 Agustus 2020   06:54 Diperbarui: 26 Agustus 2020   18:45 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Sarung (dokpri)

Tak sampai disitu, orang-orang yang yang hanya memiliki mata pencaharian sebagai petani, nelayan, perantau dan penenum kain daerah ini dilanda wabah covid-19 di daerah pengungsian mereka.

Betapa mirisnya kehidupan ini dimana badai secara bertubi-tubi mengguncang kemapanan hidup mereka. Letusan gunung Rokatenda mengusir mereka dari tanah kelahiran ditambah wabah covid yang mematikan usaha mereka.

Akhirnya sebagian orang-orang itu harus pulang kampung mempertaruhkan nyawa mereka dibawah gunung berapi itu demi mandapatkan makanan dari hasil kebun mereka.  

Ada seorang sosok bernama Ibu Selviana Toji yang bertahan ditempat pengungsian hingga kini. Ibu satu anak ini memiliki suami yang sudah lama mengaduh nasib di tanah rantau.

Dengan demikian ia menjadi tulang pungggung dalam keluarga yakni mencari uang dalam situasi pengungsian dan covid demi menyekolahkan anak dan adik-adiknya serta memenuhi kebutuhan sehari-hari di kota.

Sulit diterka bahwa ia juga adalah perempuan yang menjadi "korban" dalam mendapatkan pendidikan formal dibanding dengan saudara-saudaranya yang laki-laki.

Walau hanya menamatkan pendidikan dasar di kampung namun berkat keuletannya, Ibu selvi kini mampu mengadaptasikan diri dan lebih sukses dibanding saudaranya yang lain.

Ketika berkunjung dan bermalam beberapa hari dirumahnya, saya tidak menanyakan apa-apa tetapi saya mengamati dengan jelih aktivitas hariannya.

Saya kemudian mengerti bahwa rumah yang telah ia bangun dengan semua perabotnya, fasilitas yang tersedia, uang sekolah anak yang ia bayar, makanan yang cukup adalah buah karyanya dalam hal menenun. Menenum adalah pekerja pokok yang telah ia geluti sejak lama.

Setiap hari, Ibu Selvi menjalani kegiatan yang sama. Ia dengan kerabatnya mulai menggoang, mengikat motifnya, mencelup benang untuk memberi warna dan menenun hingga menjadi sarung untuk dipasarkan.

Ada berbagai motif dan warna dari sarung hasil karyanya. Ada jenis sarung yang digunakan dalam acara adat dikampung dan sarung yang dijadikan bahan dasar yang kemudian dimodifikasi menjadi baju, rok perempuan dan juga hiasan selendang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun