Sayangnya, salah satu bab dalam novel itu diceritakan ada Federico Borromeo pergi mengunjungi sebuah kampung namun dengan pintu kereta tertutup karena takut ketularan
Di tengah pendemi ini, umat Allah sangat membutuhkan kedekatan batin dengan para imamnya demi membuka cakrawala baru, membuka jendela dan membuka diri kepada Allah dan manusia serta transformasi diri sendiri.
Keterbukaan ini memberikan suatu motivasi dalam kreativitas untuk tidak menyerah. Janganlah menghindar, melarikan diri dalam keterasingan karena tidak akan berbuah apa-apa dalam hidup.
Kebijakan dalam krisis
Benar bahwa pemerintah harus dan telah mengambil tindakan yang luar biasa dengan prioritas yang jelas untuk membela masyarakat. Namun tindakan cenderung terpusat pada aspek ekonomi padahal dalam dunia finasial kelihatanya berkorban itu hal yang wajar.
Masih tercerim dalam dunia kita sebuah politik budaya "membuang". Nyaris absen dari pikiran banyak orang tentang seleksi prenatal, budaya eutanasia baik legal maupun terelubung dan kertelantaran para lansia serta para gelandangan.
Krisis sebagai kesempatan untuk berubah
Ini adalah kesempatan untuk memulihkan memori ("Meminisce iuvavit" ) karena krisis ini bukanlah yang pertama terjadi dalam sejarah dunia. Kita harus memulihkan ingatan akan akar, tradisi, yaitu memoria dan janganlah menganggap sepele krisis yang telah terjadi sebagai anekdot. Dengan mengingat kita menujukan suatu sikap pertobatan.
Setiap krisis adalah bahaya tetapi juga peluang. Dan ini adalah kesempatan untuk keluar dari bahaya.Â
Krisis melanda semua orang entah orang kaya maupun orang miskin. Dan ini adalah peringatan untuk melawan kemunafikan. Janganlah kita berbicara tentang kelaparan dunia namun terus membangun senjata.
Krisis ini menjadi momentum orang-orang miskin yang mengharapkan diri untuk disentuh dan keberanian untuk melayani ditengah pandemik ini membuktikan bahwa ada pelayan-pelayan yang esensil kini. Janganlah takut karena "Saya belum pernah melihat bahwa Tuhan memulai sebuah mukjizat dan tidak menyelesaikannya dengan baik"(Non ho mai trovato yang il Signore abbia cominciato un miracolo senza finirlo bene) (kata seorang penjahit dalam novel PS)