Sehari setelah pengumuman kemerdekaan itu PPKI kembali bersidang untuk berunding membahas tentang penetapkan Soekarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia yang akhirnya disahkan dan dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNPI) pada 29 Agustus 1945.
4. Akhir kepemimpinan
Pada tahun 1965 terjadi sebuah peristiwa yang sangat bersejarah yang berlangsung 30 September sampai 1 Oktober, persitiwa ini dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September PKI atau disingkat G30S/PKI.Â
Persitiwa ini menewaskan beberapa perwira TNI Angkatan Darat di antaranya :
- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jendral Raden Soeprapto
- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
- Mayor Jendral Siswondo Parman
- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodihardjo
Putri AH Nasution yaitu Ade Irma Nasution dan pengawalnya Lettu Piere Andreas Tendean juga menjadi korban dalam kejadian ini dan masih banyak orang yang menjadi korban atas peristiwa tersebut.
Soekarno terpaksa mundur dari jabatannya setelah mendapat tuntutan dari rakyat Indonesia atas terjadinya peristiwa G30S/PKI, ia menandatangi Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan pada 20 Februari 1967.
5. Akhir hidup
Kesehatan Soekarno mulai menurun sejak tahun 1965, dokter mengatakan Soekarno mengidap penyakit ginjal.Â
Soekarno menghembuskan napas terakhir pada 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) tepat pukul 17.00.Â
Soekarno di makamkan bersebelahan dengan makam ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai di Blitar, Jawa Timur
Dikutip Julius Pour (2011:80) dalam Gerakan 30 September : Pelaku, Pahlawan dan Petualang, Mahar Mardjono selaku Ketua Tim Dokter Kepresidenan yang senantiasa merawat Soekarno mengatakan,Â