Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sri, Anak Profesor Cawapres Jokowi

19 Juli 2018   10:04 Diperbarui: 19 Juli 2018   10:14 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: beritamoneter.com

Menurutnya, ada 4 kelompok kebutuhan fundamental secara psikologis yang mempengaruhi seseorang menentukan sebuah pilihan atau keputusan. Keempat kelompok tersebut adalah belonging/connecting/love, power/significance/competence, freedom/autonomy, serta fun/learning.

Tentu saja keempat kelompok itu tidak akan dibahas secara detil dalam tulisan ini. Namun, dalam kaitan dengan pilihan cawapres, sangat mungkin kelompok faktor power/signifikansi/kompetensi merupakan dasar pertimbangan utama untuk memilih cawapres. Pada titik ini, Sri Mulyani sangat mungkin punya semua faktor tersebut.

Secara kompetensi Sri Mulyani mumpuni, secara power punya dukungan eksternal, dan secara signifikansi tidak diragukan, maka tentu ia adalah pilihan yang sangat rasional bagi Jokowi. Persoalannya tinggal apakah Bu Ani diterima oleh partai-partai koalisi Jokowi.

Untuk persoalan terakhir itu, Jokowi juga sebetulnya akan mendapatkan keuntungan karena jika memilih Sri Mulyani, bukan tidak mungkin Partai Demokrat -- dengan SBY sebagai tokoh utamanya -- akan masuk dalam gerbong koalisi pendukung. Nama terakhir adalah mantan atasan Sri yang bukan tidak mungkin juga mendukungnya secara politik.

Pada akhirnya, semuanya kembali ke pilihan politik Jokowi, akankah mau bertaruh pada anak profesor itu atau tidak. Yang jelas, seperti kata Margaret Thatcher di awal tulisan, ekonom mampu melihat gambaran persoalan yang lebih besar. Semuanya bergantung keberanian Jokowi untuk menentukan pilihan. Menarik untuk ditunggu. (S13)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun